Belasan Titik Panas Muncul di Riau, Lima Titik Berpotensi Menimbulkan Karhutla

Belasan Titik Panas Muncul di Riau, Lima Titik Berpotensi Menimbulkan Karhutla
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi munculnya belasan titik panas yang mengindikasikan potensi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. 
 
"Titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen pagi ini terpantau 17 titik," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Kamis (1/2/2018). 
 
Dilansir dari Antara, Slamet menjelaskan, titik-titik panas yang mulai terpantau dalam 24 jam terakhir tersebut menyebar di tujuh kabupaten di Riau, dengan Kabupaten Indragiri Hilir sebagai penyumbang titik panas terbanyak dengan total enam titik panas disusul Pelalawan dengan lima titik panas.
 
Di samping itu, ada dua titik panas di Kabupaten Indragiri Hulu serta masing-masing satu di Bengkalis, Kampar, Kuantan Singingi, dan Siak.
 
Dari 17 titik panas itu, ada lima titik dengan indikasi kuat berpotensi menimbulkan kebakaran lahan dan hutan. "Pelalawan tiga titik, Kampar dan Indragiri Hulu masing-masing satu titik," ujarnya. 
 
Slamet menuturkan bahwa musim kemarau akan berlangsung akhir Januari hingga awal Maret 2018. 
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanget mengimbau para pemangku kepentingan terkait mengantisipasi kemunculan titik-titik panas itu dengan melakukan tindakan pencegahan serta meningkatkan patroli. 
 
Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), merilis di laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sepanjang 2017, tidak satupun provinsi yang menetapkan status tanggap darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Tujuh provinsi rawan karhutla hanya menetapkan status siaga darurat sebagai upaya pencegahan dan penanganan dini karhutla, tidak ada yang sampai menetapkan status tanggap darurat. 
 
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles B. Panjaitan mengatakan, monitoring dan evaluasi tetap dilakukan untuk memperkuat strategi pengendalian Karhutla pada 2018. 
 
Sumber:  Antaranews.com