Tukar Guling Kebun Sawit di TNTN, Menhut Raja Juli Serahkan SK Kebun Pengganti

Tukar Guling Kebun Sawit di TNTN, Menhut Raja Juli Serahkan SK Kebun Pengganti

Riaumandiri.co - Menhut Raja Juli Antoni menyerahkan Surat Keputusan (SK) Hutan Kemasyarakatan (HKm) kepada masyarakat Desa Bagan Limau Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan, Sabtu (20/12).


Surat ini diterima oleh 3 Kelompok Tani Hutan (KTH) yang terdiri dari masyarakat yang kebun sawitnya terdampak penertiban di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), pemerintah dalam hal ini menggantikan lahan kebun ke lahan yang berada di luar kawasan.



Di antaranya KTH Mitra Jaya Mandiri diberikan lahan pengganti di kawasan Desa Pesikaian Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) seluas 171,31 hektare, lalu KTH Mitra Jaya Lestari di Desa Baturijal Barat Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) seluas 349,84 hektare.


Kemudian KTH Gondai Prima Sejahtera di Desa Pangkalan Gondai Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan dengan luasan 110,93 hektare.


Dalam artian, penyerahan ini adalah tukar-guling, di mana masyarakat menyerahkan kebun sawit ke Satgas PKH melalui Tim Percepatan Pemulihan Ekosistem TNTN (TP2ETNTN) dan pemerintah mencarikan lahan untuk penggantinya.


Pengelolaan dengan pola Perhutanan Sosial ini, lahan penggantinya tersebut berada di areal PTPN dan areal PT Peputra Supra Jaya. Relokasi kebun ini masih tahap I, sedangkan untuk kelanjutannya masih dalam tahap verifikasi lapangan.


Desa yang berbatasan langsung dengan kawasan TNTN ini menjadi percontohan dalam program relokasi, di mana masyarakat secara sukarela menawarkan untuk pemindahan lahan.


“Bapak ibu adalah uswah hasanah (suri tauladan), bapak ibu adalah menjadi biang rekonsiliasi sebagai upaya mencari win-ein solution. Ini (relokasi) bukan tanda permusuhan karena digusur dari Taman Nasional, tapi ini adalah hari yang membahagiakan, karena dengan cara-cara damai, dengan cara-cara dialog, persuasif, bapak ibu mendapat kepastian hukum untuk mengelola kebun sawit di luar TNTN,” kata Menhut Raja Juli.


Kebun yang diserahkan masyarakat akan ditumbangkan yang kemudian akan ditanami kembali dengan vegetasi hutan. Dengan begitu, fungsi konservasi dan menjaga kelestarian hutan akan kembali terbentuk secara perlahan.


“Saya berharap apa yang terjadi pada hari ini akan menjadi teladan bagi tempat-tempat lainnya, kalau secara simbolik ada pemusnahan sawit bukan berarti ada permusuhan terhadap masyarakat tetapi kita mengembalikan fungsi Taman Nasional kepada porsinya sebagai pusat konservasi,” tutupnya.



Berita Lainnya