Potensi Kerang Melimpah, Rokan Hilir Gesa Program Pengalengan

Potensi Kerang Melimpah, Rokan Hilir Gesa Program Pengalengan

RIAUMANDIRI.CO, ROKAN HILIR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil), Riau, menggesa program budidaya kerang di daerah pesisir yang dinilai memiliki potensi kerang yang melimpah ruah. Kini program tersebut telah dimasukkan dalam program Badan Penelitian Pengembangan (Balitbang) Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Potensi budidaya kerang yang ada di daerah perairan Rohil sangat menggiurkan untuk merancang sebuah program pengalengan kerang yang sekarang digesa oleh pemerintahan daerah Rokan Hilir melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Rohil.

Di beberapa kecamatan daerah pesisir Kabupaten Rohil di antaranya Kecamatan Bangko, Pasir Limau Kapas (Palika), Kecamatan Kubu, dan Kecamatan Sinaboi yang berbatasan lansung dengan selat perairan Selat Malaka dan negara tetangga Malaysia.


Bupati Rokan Hilir H Suyatno, serta pemerintah daerah sangat mendukung dengan adanya program budidaya pengalengan kerang, seperti Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika) dan Kecamatan Sinaboi telah masuk di buku Balitbang. Makanya kita telah memberikan instruksi kepada Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Rohil untuk memprioritaskan dengan menggalakkan budidaya kerang di dua kecamatan tersebut.

Bupati Rohil H Suyatno dan rombongan saat meninjau lokasi UPT Pembenihan Kerang yang akan dibangun di Kecamatan Sinaboi.

"Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim balitbang beberapa waktu yang lalu menjelaskan kalau kerang yang ada di dua kecamatan itu kandungan logamnya sangan rendah dan aman untuk dikonsumsi," ujar Suyatno.

Selain sebagai masukan bagi Pendapatan Asli Daerah, program tersebut juga bisa menggurangi angka pengangguran daerah dengan mempekerjakan putra-putri daerah yang mau dilatih dan dididik dalam menunjang perekonomian masyarakat. Program budidaya ini telah dilaksanakan oleh Pemkab Rohil sejak tahun 2003 lalu. Hanya saja masyarakat lebih banyak mengumpulkan bibit kerang dan dijual ke penampung di negara Malaysia.

Selaku Kepala Daerah Rohil, Suyatno dan dinas perikanan dan kelautan masih menunggu hasil dari Balitbang terkait kelayakan kerang tersebut apakah kerang tersebut sudah layak untuk diolah menjadi pengalengan kerang apa belum.

Namun sejauh itu, Ia sangat berkeyakinan kalau kerang-kerang yang ada di pesisir pantai sangat aman untuk dikonsumsi karena kandungan logamnya rendah.

"Nah, Jika budidaya kerang ini kita galakkan dengan maksimal maka sangat diyakini perekonomian masyarakat yang ada di pesisir akan tumbuh maju dan meningkat," katanya optimis.

Untuk teknologi budidaya kerang sendiri saat ini para petani tambak kerang masih melakukan cara tradisional dengan memanfaatkan pasang surut air laut, dan mengumpulkan bibit kerang dengan cara melakukan sistem pengerukan perairan sedalam lebih kurang 3 sampai 5 centi meter (CM)
dengan mengunaan keranjang.

Potensi Kerang Berkualitas

Tiga kecamatan yang terletak di wilayah pesisir memiliki potensi bahan baku yang berkualitas dan sangat cukup dalam melaksanakan pembibitan dan budidaya kerang baik jenis kerang batu maupun jenis kerang bulu (kerang ukuran besar). Agar peluang bisa terwujud, pemerintah Kabupaten Rokan Hilir melalui Dinas perikanan dan kelautan (Diskanlut) saat ini tengah melakukan tahap pembinaan kepada para petani kerang dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan -pelatihan.

Pelaksana Tugas (Plt) Setdakab Rohil, Drs H Surya Arfan, MSi, menuturkan, selama ini kita memang sering mendengan ada pengalengan ikan di sejumlah daerah di tanah air. Namun untuk pengalengan kerang belum pernah kita dengar.

"Sesuai dengan potensi yang ada dan kita miliki sekarang ini, juga dengan didukung oleh bahan baku yang cukup dari sektor pembibitan dan budidaya kerang ini, maka tidak ada salahnya kita mencoba melakukan pengalengan kerang, dan ini sangat berpotensi baik untuk ke depannya," paparnya.

Sejauh ini, Surya menilai nelayan sebagian besar hanya berfokus dengan menangkap ikan dan menjual ikan mau pun kerang tampa ada terpikirkan dalam melakukan budidaya kerang ini. Maka dari itu, melalui Dinas terkait kita akan terus melakukan pembinan kepada para nelayan khususnya nelayan pesisir seperti di Kecamatan Bangko, Palika, dan Sinaboi.

"Namun untuk tahap awal, Pemerintah akan melakukan pembinaan dengan membuat semacam industri kecil-kecilan dengan bahan dasar ikan dan kerang, seperti keripik udang, ikan dan kerang. Jika sumber daya manusia (SDM) sudah mencukupi, barulah kita usahakan untuk mencarikan investor dalam meningkatkan industri tersebut dengan membuat pabrik," pungkasnya. (advertorial/humas protokol)