q sMF Mulai Operasikan Pesawat Geothermal

Kebakaran Hutan Terus Berlangsung

Kebakaran Hutan Terus Berlangsung

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Hingga Minggu (3/4), kebakan hutan dan lahan masih terus mendera sejumlah kawasan di Riau. Salah satunya di kawasan Cagar Biosfer Giam, Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis.

Dari pantauan udara yang dilakukan Minggu kemarin, asap tebal akibat kebakaran lahan tampak membubung dengan jelas ke udara.

 Meski kondisinya belum separah karhutla tahun kemarin, namun asap putih yang tebal mengindikasikan api masih membakar kawasan hutan lindung yang umumnya terdiri dari lahan bertekstur gambut tersebut.
Kebakaran
Selain di Siak Kecil, kondisi serupa juga terjadi di Bukit Suligi, Kabupaten Rokan Hulu. Dalam razia bersama antara TNI dan Polri, ditemukan ada lahan seluas 20 hektare yang terbakar di kawasan itu.

"Daerah ini terus dipantau Polri dan TNI karena merupakan daerah rawan Karlahut," ujar Kapolres Rohul AKBP Pitoyo Agung Yuwono, melalui Paur Humas Ipda Efendi Lupino.

Dikatakan, dalam patroli gabungan ini, petugas menemukan sekira 20 hektare areal di Bukit Suligi baru yang diduga dibakar orang tak dikenal (OTK) di titik koordinat N 00'27.37 E 100'39.44.

"Pelaku pembakaran masih dalam lidik. TKP berada di hutan lindung Bukit Suligi Desa Boncah Kusuma Kecamatan Kabun. Ini sesuai GPS dan koordinat," jelasnya.

Ia menambahkan setibanya di lokasi ini berusaha memadamkan sisa-sisa api, memasang plang papan dan garis polisi. "Pelaku pembakaran kawasan hutan lindung Bukit Suligi ini masih proses Lidik," ulangnya.

Berjaga Semalaman
Kekhawatiran tentang masih berlangsungnya Karhutla, juga dirasakan warga Dusun Sungai Tiram, Desa Kembung Baru, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis.



 Hingga Minggu kemarin, Karhutla di kawasan itu belum bisa dikendalikan. Bahkan menurut penuturan warga, kebakaran terus meluas hingga ke Dusun Tasik Desa Pematang Duku Timur. Buntutnya, warga pun berjaga-jaga hingga larut malam untuk memadamkan api.

Namun warga dan petugas di lapangan mengalami kendala, karena sulitnya mendapatkan sumer air. Sejumlah warga terpaksa melangsir air dari parit yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi kebakaran. ''Kami terpaksa melangsir menggunakan drum, jadi upaya pemadaman kurang maksimal,'' ujar Daim, warga Tasik Pematang Duku Timur.

KOndisi itu juga diakui Kabid Damkar Bengkalis, Suiswantoro. Karlahut di Kembung Baru sudah terjadi sejak tiga hari lalu, namun sulitnya medan ditambah tidak adanya air di lokasi karlahut upaya pemadaman tidak maksimal.

Gunakan Pesawat
Sementara itu, manajemen Sinar Mas Forestry (SMF) Wilayah Riau, mulai mengoperasikan Pesawat Geothermal jenis Cessna 206H Stationair untuk mendeteksi munculnya api sejak dini. Sistem ini merupakan yang pertama sekali diterapkan di Indonesia.

Dari pantuan di Lanud Roesmin Nurjadin, pesawat ini mulai mengudara setelah mendapatkan izin Safety Clearance dan Flight Clearance dari otoritas Lanud dan AirNav Pku. Dari Lanud Roesmin Nurjadin, pesawat langsung terbang menuju kawasan utara Riau dan selanjutnya akan mengelilingi Riau sesuai dengan kondisi.

Menurut Humas PT AA-SMF Region Riau, Nurul Huda, pesawat ini akan terbang setiap hari untuk memonitor areal konsesi perusahaan dan sekitarnya. Dalam melakukan pemantauan, pesawat ini berpedoman pada fire danger rating system (FDRS).  

“Apabila FDRS menunjukan warna kuning atau merah, maka frekuensi patroli di daerah tersebut akan ditingkatkan menjadi dua hingga tiga kali lipat. Dalam pengoperasiannya, tidak menutup kemungkinan, sistem ini akan mendeteksi titik api yang berasal dari luar konsesi kami. Hal ini akan kami informasikan ke pemerintah daerah dan BPBD terkait juga Satgas dan Substagas di provinsi maupun kabupaten/kota. Jadi ada sinergisitas dan kolaborasi antara perusahaan yang berkomitmen kuat melakukan pencegahan Karhutla di Riau," ujarnya.

Ditambahkan pengembang teknologi geothermal ini, Dr Paul M Dare selaku CEO Aeroscientific, APP-Sinar Mas merupakan perusahaan swasta pertama di dunia yang memanfaatkan teknologi geothermal dalam mendeteksi dini titik api.

“Sistem ini terbilang baru dikembangkan, serta menggunakan teknologi terkini. Kami percaya sistem ini adalah yang terbaik saat ini,” ungkap Paul. (bbs, dik, rls, rtc, grc, sis)