OJK Pantau Ketat Kenaikan Kredit Macet Bank

OJK Pantau Ketat Kenaikan Kredit Macet Bank

JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Otoritas Jasa Keuangan terus memantau ketat tren pergerakan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan. Nelson Tampubolon, Dewan Komisioner OJK Bidang Perbankan mengatakan, kendati NPL masih menanjak, kemampuan bank mengelola risiko masih terbilang baik.

Catatan OJK, bank terus meningkatkan pencadangan (provisi) agar rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) tetap kuat kendati rasio NPL terus naik. Prediksi OJK, NPL akan menyusut seiring dengan membaiknya permintaan kredit.

"OJK memprediksi NPL gross tak lebih dari 3,3 persen di akhir tahun," kata Nelson, kemarin. Berdasarkan data OJK, tercatat rasio NPL bank sebesar 3,22 persen per Agustus 2016.


Angka ini naik 47 basis poin (bps) ketimbang posisi NPL bank sebesar 2,75 persen per Agustus 2015 (year on year/yoy). Nelson menambahkan, sederet action plan yang direncanakan bank bakal menahan laju kenaikan NPL.

Misalnya, rencana PT Bank Permata yang menderita kenaikan NPL tinggi. Bank ini mencatat rasio NPL gross sebesar 4,86 persen per September 2016, hampir menyentuh batas maksimum yang dipatok regulator sebesar 5 persen.

NPL Bank Permata bertambah 236 basis poin dari posisi NPL gross 2,50 persen per September 2015. Roy A Arfandy, Direktur Utama Bank Permata, menyatakan, pihaknya akan terus melakukan recovery untuk menekan NPL.

Rencana lain, Bank Permata akan menambah pencadangan jika  kredit bermasalah terus naik. "Kami menjaga agar rasio NPL tidak lebih dari 5 persen," imbuh Roy.

Bank Permata juga meningkatkan kualitas aset dengan menjaga performa kinerja dari sisi pendapatan non bunga. Bank patungan milik Astra International dan Standard Chartered Bank ini juga memperbaiki kualitas struktur pendanaan, pendapatan dan efisiensi.

Setali tiga uang, Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri menuturkan, pihaknya akan terus melanjutkan bersih-bersih kredit bermasalah untuk memperbaiki laba. Salah satu caranya adalah akan menambah pencadangan provisi hingga Rp20 triliun di akhir tahun 2016 dari posisi pencadangan sebesar Rp16 triliun di kuartal III.

"Dengan kenaikan pencadangan itu, maka coverage ratio berada pada level 130 persen dari posisi 126 persen," tambahnya. Bank berplat merah ini mencatat rasio NPL gross menjadi 3,81 persen per September 2016. NPL gross Bank Mandiri naik 100 basis poin dari posisi 2,81 persen per September 2015.(kon/ara)