Dinilai Tumpang Tindih, Sultan Usulkan Bulog dan BPN Digabung

Dinilai Tumpang Tindih, Sultan Usulkan Bulog dan BPN Digabung

RIAUMANDIRI.CO - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin menilai terjadi tumpang tindih tanggung jawab dan ketidakefektifan kinerja lembaga  urusan pangan nasional saat ini.

"Pemerintah sebaiknya melakukan evaluasi dan audit terhadap Bulog dan Badan Pangan Nasional (BPN). Kami mengusulkan agar pemerintah memilih salah satu dari keduanya, atau dilakukan merger kedua lembaga ini," kata Sultan dalam keterangan tertulinya, Jumat (3/2/2023).

Menurutnya, akibat kinerja yang lamban, terjadi kekacauan manajemen ketersediaan dan inflasi bahan pangan secara nasional. Dia terus memantau pola kinerja dan kolaborasi antara kementerian perdagangan dengan kedua lembaga yang ditugaskan untuk memastikan pasokan dan keterjangkauan harga pangan ini.

"Kami menyimpulkan bahwa, kenaikan harga bahan pangan pokok saat ini bukan saja disebabkan oleh adanya dugaan praktek mafia pangan di internal Bulog dan BPN, tapi juga akibat dari tumpang tindih tanggung jawab dan kewenangan dari kedua institusi yang tentu saja memiliki kepentingan bisnis," tegasnya mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu.

Keduanya, kata Sultan, sama-sama berperan sebagai lembaga profit dalam proses pengadaan dan penyaluran bahan pangan. Sehingga kepentingan bisnis cenderung dikedepankan daripada memprioritaskan penugasan menjaga suplai dan harga pangan oleh pemerintah.

"Urusan pangan harus dibuat sederhana, efisien dan efektif. Keberadaan Bulog dan BPN sekaligus, hanya akan memperpanjang mata rantai distribusi dan memperumit akibat mekanisme yang birokratis", ujar Sultan.

Oleh karena itu, kata Sultan, dalam rangka menjaga kepastian dan stabilitas ketersedian dan keterjangkauan harga pangan pokok, dia mengusulkan agar pemerintah mengevaluasi kedua institusi itu, apa cukup satu saja atau  penggabungan manajemen antara Bulog dan BPN.

"Karena semakin banyak lembaga yang terlibat dalam urusan pangan, maka peluang penyelewengan dan ketidakefektifan semakin tinggi. Akibatnya tujuan utama ketahanan pangan nasional menjadi sulit untuk dicapai oleh pemerintah," tutupnya.



Tags Ekonomi