Puluhan Rumah Warga Rusak

Senin, 16 Maret 2015 - 08:13 WIB
Atap rumah rusak akibat puting beliung di Tanah Datar, belum lama ini.

BATUSANGKAR (HR)-Hujan lebat dan tiupan angin kencang dalam dua hari terakhir membawa bencana di Kabupaten Tanah Datar dan Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Setidaknya, lima bangunan porak-poranda, sejumlah pohon tumbang dan dua bandar irigasi rusak di Tanah datar. Sedangkan di Limapuluh Kota, puluhan rumah rusak akibat diterjang angin puting beliung.

Di wilayah Nagari Saruaso, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar sekitar pukul 17.00 WIB, Minggu (15/3), rumah milik Edi CK di Jorong Saruaso Barat ditimpa pohon tumbang, atapnya berantakan, hingga kemarin malam penghuni rumah masih kedinginan.

Untung saja BPBD Tanah Datar memberikan bantuan terpal, untuk menutupi atap yang bolong dapat teratasi sementara. Edi sekeluarga tidak lagi kedinginan terkena siraman hujan yang masih belum reda hingga tadi malam.

Sementara di wilayah Jorong Saruaso, rumah milik Tena Manik, bangunan KUD Indomo Saruaso atapnya diterbangkan angin hingga puluhan meter, tumpukan beras yang cukup banyak pada gilingan padi milik KUD Indomo menjadi basah kuyup.

Salah seorang warga setempat M Yanus Malin Malalo menyebutkan, angin puting beliung itu datang tiba-tiba sekitar pukup 16.30 WIB Minggu (15/3). Selain bangunan rumah warga yang atapnya diterbangkan angin, sejumlah pohon yang ada di pinggiran jalan raya tumbang membelintang jalan, sehingga menghambat akses ruas jalan, masyarakat setempat bersama para relawan BPBD Tanah Datar telah bahu membahu melakukan pembersihan material pohon tumbang, sehingga ruas jalan yang putus total bisa dilewati dalam waktu 1 jam.

Sementara di wilayah Nagari Padang Gantiang, pohon tumbang yang menghambat akses ruas jalan raya di Jorong Rajo Dani, telah dibersihkan anggota relawan BPBD Kabupaten Tanah Datar.

“Kita selalu siap siaga dalam mengantisipasi dan memberikan pertolongan terhadap warga yang ditimpa bencana, terutama dalam kondisi cuaca yang tidak menguntungkan saat ini,” tutur Kepala BPBD Tanah Datar Altri Suandi.

Meluapnya debit  air di Batang Malalo di Jorong Duo Loto Nagari Guguak Malalo Kecamatan Batipuh Selatan, juga menyebabkan tiga unit bangunan asrama siswa yayasan Tuangku Limo Puluah Nagari Guguak Malalo Kecamatan Batipuh Selatan, menjadi porak-poranda dan hancur tergerus arus sungai.

“Untung saja tidak ada korban jiwa dari peritiwa itu, anak-anak asrama sudah duluan keluar ruangan, karena debit air sungai secara tiba-tiba meluap,” tutur Wali Nagari Guguak Malalo Mulyadi.

Dari tiga unit bangunan  asrama siswa yang porak-poranda tersebut menurut Kepala UPT Dinas PU kecamatan Batipuh Selatan diperkirakan menelan biaya sebesar Rp120 juta.

Selain bangunan asrama siswa, akibat luapan air Sungai Batang Malalo di wilayah Nagari Guguak Malalo tersebut, juga dua buah bandar irigasi hancur dibawa arus air.

Kepala UPT Dinas PU kecamatan setempat Loveli menyebutkan, untuk memperbaiki sarana irigasi masyarakat yang hancur itu diperkirakan menelan biaya setidaknya Rp30 juta.

Selain bangunan asrama siswa pondok pesantren dan bandar irigasi di wilayah Jorong Duo Koto Nagari Guguak Malalo, ruas jalan raya di Nagari Sumpur juga ditimpa material tanah longsor.

“Setidaknya terdapat sebanyak 14 titik longsor yang menghambat akses jalan raya di wilayah Nagari Sumpur, dan sudah dilakukan pembersihan material tanah yang menghambat akses jalan raya itu oleh para relawan BPBD Tanah Datar serta bantuan alat berat dari Dinas PU,” tutur Kepala BPBD Tanah Datar Altri Suandi.

Total kerugian dari bencana longsor dan meluapnya arus air Batang Malalo tersebut mencapai Rp250 juta. Bila hujan masih turun, dikhawatirkan bencana susulan akan terjadi, terutama pada bantaran Sungai Batang Malalo yang mengalir di Jorong Duo Koto Nagari Guguak Malalo.

Masyarakat setempat diharapkan untuk selalu waspada, bila hujan turun dengan durasi yang cukup lama, masyarakat yang bermukim di sepanjang bantaran sungai supaya meninggalkan rumah.

Camat Batipuh Selatan bersama anggota Muspika dan instansi terkait, telah melakukan koordinasi, agar bahaya bencana banjir bandang dan tanah longsor yang sering dialami warga nagari Guguak Malalo dan Sumpur itu dapat diminimalisir.

Puluhan Rumah Rusak
Puting beliung di Kabupaten Limapuluh Kota merusak puluhan rumah warga pada tiga nagari, yakni Nagari Mungo,  Andaleh dan Sungai Kamuyang, Kecamatan Luak, pada Minggu (15/3) sekitar pukul 18.00 WIB.

Tak hanya rumah warga, puluhan pohon ikut tumbang diterjang angin berkecepatan 100 kilometer perjam tersebut. “Kita masih melakukan pendataan akibat puting beliung ini. Peristiwa ini terjadi begitu cepat dan merusak rumah warga,” ungkap Irfan, Kepala BPBD Kabupaten Limapuluh Kota.

 Irfan menjelaskan, sampai saat ini, belum dipastikan berapa jumlah rumah warga setempat yang rusak akibat puting beliung. Tetapi, akibat bencana ini, tidak menimbulkan korban jiwa,”jelasnya.

Secara terpisah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, Sastri Andiko menjelaskan, akibat angin puting beliung tersebut cukup parah. Seperti di Jorong Tabek Buruak, Jorong Kapalo Koto Nagari Andaleh yang terdapat hampir 15 rumah warga rusak parah.

 Begitu juga di Jorong Talaweh, Jorong Indo Baleh Barat dan Jorong Indo Baleh Timur Nagari Mungo terdapat belasan rumah warga yang rusak serta di Nagari Andaleh terdapat belasan rumah warga turut rusak.

“Ada rumah yang ditimpa pohon tumbang. Adanya atap rumah warga yang diterbangkan angin. Dari data di lapangan, terdapat puluhan rumah warga yang rusak,”ujar Sastri Andiko.  Katanya, kondisi di 3 nagari tersebut masih gelap akibat adanya pemadaman listrik. (h/ddg)

Editor:

Terkini

Terpopuler