Riau Luncurkan Rencana Aksi

Ahad, 22 Februari 2015 - 09:25 WIB
Plt Gubri saat menyerahkan Rencana Aksi Pencegahan KARHUTLA di Prov Riau Tahun 2015 bersama Menteri LH dan Kehutanan RI di Gedung Daerah.

Pemerintah Provinsi Riau kembali bersiap menghadapi ancaman kebakaran hutan menyusul ditemukannya puluhan hot spot atau titik api di atas lahan 700 hektare di Kabupaten Bengkalis dalam beberapa hari terakhir ini.

Persiapan dilakukan dengan meluncurkan Rencana Aksi Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau 2015 yang dilakukan di Pendopo Gubernur Riau oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, bupati dan walikota serta para perusahaan swasta yang beroperasi di provinsi Riau.

Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan pada tahun ini kebakaran hutan di Riau harus dicegah sedini mungkin agar penderitaan masyarakat Riau oleh kabut asap tidak terulang lagi.

"Kita harus rajin patroli, rajin mengecek ke lapangan, karena persoalan kebakaran lahan bukan hanya mematikan hot spot, tapi mencegahnya," kata Siti Nurbaya saat memberikan pengarahan di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Senin (16/2).

Siti Nurbaya juga mengingatkan jajarannya agar tidak lelah bersiaga dalam menghadapi ancaman kebakaran lahan dan hutan tahun ini. Dia meminta para petugas untuk ikut arahan dari Gubernur Riau sebagai pemegang kekuasaan di provinsi.

Sementara itu, Presiden Direktur  PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas menyatakan pihaknya juga menyatakan kesiapan perusahaan dalam membantu pemerintah untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan di Riau pada 2015 ini.

"Perusahaan sudah menyiagakan heli di pusat komando karhutla di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin," ujar Tony Wenas.

Menurut dia, RAPP memiliki Pusat Komando untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan yang siap merespons potensi timbulnya api di seluruh HTI perusahaan dan lahan masyarakat di sekitar konsesinya.

Upaya pengendalian termasuk pemantauan di darat dan udara, termasuk memonitor titik panas dengan satelit yang dikaitkan dengan teknologi FDRS (Fire Danger Rating System) guna memitigasi dan mendeteksi sedini mungkin bahaya kebakaran lahan.

Perusahaan akan meningkatkan cadangan air di kanal dengan mengatur tata kelola air yang menggunakan teknologi ekohidro guna pencegahan awal.

"Kami juga menyiagakan helikopter dan 700 pasukan Tim Reaksi Cepat Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran termasuk 630 anggota Masyarakat Peduli Api (MPA)," tambahnya.

Dia menambahkan sebagai perusahaan yang bergerak di industri pulp dan kertas, kayu adalah bahan baku yang harus dijaga agar keberlanjutan bisnis dapat dipertahankan. Perusahaan memegang teguh kebijakan pengolahan lahan tanpa bakar (no burn policy) sejak perusahaan beroperasi.***

Editor:

Terkini

Terpopuler