BI: Proyeksi Inflasi Riau Februari Menurun

Jumat, 12 Februari 2016 - 09:39 WIB
IsmeT Inono

Pekanbaru (riaumandiri.co)-Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau memprediksi prospek inflasi di Riau Februari 2016 diperkirakan akan menurun dibandingkan Januari 2016. Yaitu di kisaran 0,05 hingga 0,55 persen.

"Prospek penurunan tekanan inflasi tersebut antara lain berasal dari penurunan harga BBM sejak awal Januari 2016, serta penurunan harga minyak dan batubara dunia berpotensi dikeluarkannya kebijakan oleh penurunan tarif tenaga listrik," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Ismet Inono, dalam keterangannya di Pekanbaru, Kamis (11/2).

Ia mengatakan, itu terkait hasil rapat teknis TPID Provinsi Riau yang digelar baru-baru ini, bersama tim ekonomi dan keuangan pemerintah Riau dan sejumlah kabupaten dan kota.

Menurut Ismet, penurunan tekanan inflasi juga bersumber dari penurunan BI rate berpotensi mengurangi tekanan inflasi pada kelompok tranpsor, komunikasi dan jasa keuangan. Selain itu juga tekanan inflasi akan berkurang akibat pasokan bahan makanan utamanya komoditas cabai merah dan bawang merah yang terjaga.

"Oleh karena itu sesuai arahan Presiden Jokowi pada RAKORNAS di Jakarta, 27 Mei 2015, pentingnya pengendalian inflasi, guna mempengaruhi daya beli dan kesejahteraan masyarakat, ketidakpastian tinggi sehingga mendorong spekulasi serta mengurangi daya saing dengan negara lain,"katanya.

Apalagi, katanya, dalam lima tahun terakhir, inflasi Indonesia masih lebih tinggi (rata-rata 5,6 persen) dibanding negara ASEAN lainnya (rata-rata 3 persen). Sesuai arahan Presiden Jokowi, maka daerah sangat berperan dalam menjaga stabilitas harga  antara lain mem perkuat peran daerah dalam menjaga stabil harga untuk mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional perlu dilakukan melalui peningkatan upaya 4K.

"Yakni, meningkatkan ketersedian pasokan produksi barang dan jasa, memastikan keterjangkauan harga barang dan jasa untuk masyarakat, menjamin kelancaran distribusi, melakukan komunikasi yang efektif untuk mengarahkan ekspektasi inflasi," jelasnya.(ant/mel)

Editor:

Terkini

Terpopuler