Anis Matta: Solidaritas dan Kolaborasi Cara Efektif Tuntaskan Pandemi Covid-19

Anis Matta: Solidaritas dan Kolaborasi Cara Efektif Tuntaskan Pandemi Covid-19

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Upaya menumbuhkan solidaritas nasional dan semangat berkolaborasi menjadi cara efektif untuk menuntaskan masalah penularan pandemi Covid-19.

Demikian Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta ketika membuka diskusi Gelora Talks bertajuk ‘Covid-19 Mengganas: Siapkah Sistem Kesehatan Nasional Menghadapinya?’ di Jakarta, Kamis (1/7/2021) petang.

Hadir sebagai pembicara Brigjen (purn) TNI Dr. Alexander K. Ginting (Anggota Satgas Nasional Penanganan Covid-19), Harif Fadhillah (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), dan Zicky Yombana (Ketua Bidang Kesehatan DPN Partai Gelora yang hadir langsung di studio Media Center Partai Gelora).

Selain itu, pembicara yang hadiri secara virtual Hamdi Muluk (Dosen Psikologi Universitas Indonesia), KH. Cholil Nafis (Ketua MUI), dan Siti Fadhilah Supari (Menteri Kesehatan 2004-2009.

Anis Matta mengatakan, individu sebagai bagian terkecil dari sistem penanganan dan pengelolaan kesehatan nasional merupakan faktor penting dalam mencegah dan menuntaskan masalah pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, penanganan pandemi Covid-19 yang sudah sangat kompleks membutuhkan penguatan dan perbaikan secara terus menerus melalui emergency management.

Dengan kondisi terakhir saat ini yaitu terjadinya ledakan kasus panularan virus corona, Anis mengatakan bisa menjadi momentum untuk menumbuhkan solidaritas nasional melawan pandemi Covid-19.

“Semangat kolaborasi harus kita bangun dalam penanganan masalah ini. Mari kita berhenti saling menyalahkan, tapi membangun untuk semangat berkontribusi, semangat solidaritas karena pada akhirnya kita juga yang bisa menjadi korban dan pada akhirnya kita juga yang bisa menyelsaikan masalah yang sedang kita hadapi ini,” ajak Anis.

Ada dua pendekatan yang disampaikan Anis Matta dalam menyikapi persoalan pandemi ini. Pertama dari perspektif keagamaan. Ia meminta agar para pemuka agama dapat meyakinkan kepada umatnya bahwa semua penyakit yang muncul itu pada dasarnya juga ada obatnya.

“Saya menganggap penting sisi pendekatan keagamaan ini karena agama adalah sumber optimisme,” tegasnya.

Pendekatan kedua adalah dari perspektif geopolitik yang sangat tinggi. Anis mengatakan virus corona yang datangnya dari negeri china, dan tetapi di sisi lain bangsa Idonesia menggunakan vaksin dari China.

“Makna geoplitiknya, kita ini korban dan di waktu bersamaan kita menjadi konsumen. Ini menyakitkan sebagai suatu fakta,” katanya.

Lebih jauh lagi, Anis berpandangan ada perlombaan luar biasa dari negara-negara di Eropa, Amerika, Rusia dan China, misalnya dalam memproduksi vaksin.

Ia mengatakan ke depan, sangat mungkin industri vaksin Covid-19 akan menjadi leading industri di masa mendatang.

“Ini juga akan menjadi persolaan geopolitik,” ujarnya.

Sementara itu, Alexander K. Ginting,  menekankan pentingnya pembahanan di sektor hulu dalam menangani penularan kasus Covid-19 yang semakin memburuk. Sektor hulu di maksud adalah otoritas terkecil dari lingkup komunitas di masyarakat yaitu keluarga.

“Yang harus dibereskan itu sektor di hulu. Tujuannya adalah untuk memisahkan orang yang terinfeksi atau sudah terkonfirmasi Covid,” tegasnya.

Kemudian simpul-simpul lainnya di masyarakat mulai dari lingkup RT, RW, hingga kelurahan. Di sisi lain, Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan juga menjadi sangat penting.

“Puskesmas bisa dimaksimalkan agar masyarakat tidak melakukan kontak langsung, juga tracing. Puskesmas juga harusnya bisa mendampingi mereka yang yang melakukan isolasi mandiri,” kata mantan staf khusus Menteri Kesehatan ini.

Siti Fadhilah Supari mengatakan saat ini pendekatan scientific atau ilmiah menjadi hal nomor satu.

“Untuk mengetahui pandemi ini jumlahnya meledak karena apa? Jawabanya harus secara ilmiah. Dengan statistik,” tegasnya.

Sehingga kalau sekarang ini faktanya jumlah kasus penularan virus corona malah melonjak tajam akan diketahui secara pasti pemetaannya. Misalnya mobiltas penderitanya seperti apa, mengapa malah meningkat.

“Saya yakin kita bisa mengatasi dengan baik. Tapi mengatasi jangan jangan dengan kira-kira. Kita harus mengetahui betul persoalannya,” tegas Siti Fadilah.



Tags Corona