Dandhy Laksono: Tidak Semua Orang Indonesia Butuh Negara

Dandhy Laksono: Tidak Semua Orang Indonesia Butuh Negara

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Jurnalis sekaligus aktivis Dandhy Dwi Laksono merefleksikan hasil perjalanannya selama 2015 dalam Ekspedisi Indonensia Biru dalam webinar Bicara 75 Tahun Indonesia Merdeka dan NKRI Harga Mati yang ditaja Media Jubi. Salah satu poin yang ia dapat adalah tidak semua orang Indonesia butuh kepada negara.

"Bahkan tanpa negara apakah orang bisa? Bisa. Perjalanan kami membuktikan itu semua. Ada banyak masyarakat adat yang enggak perlu adanya negara," ujarnya pada Senin, 17 Agustus kemarin, tepat hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Dandhy menceritakan, masyarakat Ciptagelar memiliki stok lumbung padi untuk 3 tahun. Sedangkan bulog Indonesia hanya bisa untuk cadangan 8 bulan.


"Artinyaa, kalau 8 bulan enggak panen, bisa perang kita. Jarah-jarahan toko dan segala macam," ungkapnya.
 
"Orang-orang Boti, bahkan bisa bikin pakaian sendiri dari kapas. Jadi kalau seandainya Indonesia besok bubar, Boti masih ada dan masih seperti 200-300 tahun yang lalu. Badui juga, bahkan mungkin kalau Indonesia bubar, akan lebih baik. Lihat gimana kemarin mereka minta agar wisatawan dikurangi?" tambahnya.

Menurut Dandy, orang yang sangat bergantung pada eksistensi negara adalah manusia urban yang tercerabut dari akar ekonominya yaitu agraris, termasuk dirinya.

"Ada orang yang sangat tergantung dengan eksistensi negara. Itu orang-orang yang hidup di perkotaan biasanya. Orang-orang yang sangat tergantung pada sirkulasi uang, tergantung dengan sirkulasi barang, tergantung dengan aneka jasa. Dan ini karakter kita urban yang memang sudah tercerabut dari akar ekonominya, yaitu agraris. Yang hanya menggantungkan hidup dari gaji sebagai buruh, pegawai, misalnya. Yang jika sistem keuangan kita kolaps, ya mereka enggak bisa makan," paparnya.
 
"Berbeda dengan masyarakat Lamalera. Di sana ada dua pasar barter yang kalau Bank Indonesia hari ini tidak mengedarkan uang, so what? Mereka tetap bisa menukar ikan dengan jagung, dan lain-lain," tambahnya.

Dandhy mengatakan, negara tidak terlalu signifikan bagi bagi orang-orang yang masih memiliki dukungan ekonomi dan kehidupan dari sumber daya alam.

"Apa? Keamanan, misalnya. Kalau tidak ada polisi gimana? Bagi orang-orang Boti kalau ada pencuri, malah disantunin. Karena bagi mereka, kalau orang-orang mencuri berarti sistem ekonominya gagal mensejahterakan rakyat. Kan gila pemikiran begitu. Kalau di kita malah dipenjara," jelasnya.

"Jadi jangan berpikir linier bahwa dunia ini hanya satu bentuk seperti yang diajakran di sekolah. Padahal horizonnya ini luas banget. Saya masuk dalam kategori urban yang sangat ketergantungan sama negara ini. Kalau ATM mati saja, hidup saya langsung terganggu. Tapi kan ada banyak orang di luar sana yang berbeda. Yang menganggap masalah-maslah negara ini tidak relevan," tutupnya.

 

Reporter: M Ihsan Yurin