5.025 Siswa Madrasah Siap Ikuti UN

5.025 Siswa Madrasah Siap Ikuti UN

BAGANSIAPIAPI (HR)- Kantor Kementerian Agama Rohil menyatakan 5.025 siswa dan siswi dari madrasah di lingkungan Kementerian Agama Rohil siap mengikuti ujian nasional. Dengan rincian jumlah siswa Madrasah Aliyah sebanyak 762 peserta, Madrasah Tsanawiyah 3.056 peserta dan Madrasah Ibtidaiyah 1.207 peserta.

"Kita telah mengumpulkan Kepala Sekolah (Kepsek) berdasarkan rayon untuk memberikan pengarahan tentang tata cara pengawasan UN dengan menggunakan sistem silang. Namun sayangnya, hingga saat ini Kemenag Rohil belum menerima undangan terkait sosialisasi pelaksanaan UN dan tata cara lainnya," kata Kepala Kemenag Rohil H Agustiar, Senin (6/4) di ruang kerjanya.

"Intinya kita telah siap melaksanakan Ujian Madrasah (UM) maupun Ujian Nasional (UN) tahun ini," ujarnya.
Dalam pelaksanaan UN ini, lanjur Agustiar, Kemenag Rohil juga akan mengalokasikan dana kepada sekolah. Di mana, dana itu nantinya akan diberikan kepada peserta yang mengikuti UN yakni sebesar Rp50 ribu per orang. "Ya, seperti biasanya setelah melaksanakan UN para siswa akan diberikan uang sebesar Rp50 ribu, sementara mengenai pajak itu tetap ditanggung oleh Kemenag Rohil," kata Agustiar.

Matang
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Rohil H Amiruddin mengatakan, untuk tahapan pelaksanaan UN sudah matang, di mana setiap kepala sekolah sudah diberitahukan mulai dari tata cara hingga melakukan pengawasan dengan menggunakan sistem silang.

Mengenai sosialisasi direncanakan besok (Rabu, red) kegiatan itu akan dilaksanakan di aula Kantor Dinas Pendidikan Rohil.

"Ya, besok kita akan melakukan sosialisasi tentang persiapan UN dengan mengundang seluruh UPTD, Kepsek dan Kemenag Rohil. Sosialisasi itu nantinya untuk membahas tentang tata cara UN kepada kepsek, termasuk pembagian tugas, monitoring, panitia kabupaten dan hal lain yang dianggap penting," jelas Amiruddin.

Mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil itu juga mengatakan, kelulusan siswa nantinya ditentukan oleh pihak sekolah dengan nilai kelulusan minimal angka 55. "Kalau nilainya di bawah 55, maka siswa itu tidak lulus UN. Selain itu, UN ini hanya sebagai pemetaan kemampuan sekolah dalam wilayah Indonesia, dan juga sebagai salah satu persyaratan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi," ujarnya.

Ditambahkan Amir, mengenai soal ujian, tiga hari sebelum pelaksanaan UN sudah dikirim ke tempat penyimpanan akhir, yakni di UPTD yang ada di kecamatan. Kemudian pihak UPTD selanjutnya menentukan di mana soal-soal ujian itu dititipkan dan satu hari sebelum pelaksanaan UN soal-soal UN itu sudah didistribusikan ke setiap sekolah.

"Harapan kita kelulusan itu seratus persen dengan memperoleh nilai terbaik. Untuk itu kita menghimbau kepada siswa agar mempelajari kisi-kisi soal tiga tahun terakhir, kemudian harus banyak membaca, banyak berdiskusi, ikuti terobosan yang diberikan sekolah, serta tingkatkan integritas dan kejujuran," pesan Amiruddin.***