Menhan Prabowo Minta TNI di Papua Pakai Hati dan Tidak Represif-Militeristik

Menhan Prabowo Minta TNI di Papua Pakai Hati dan Tidak Represif-Militeristik

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meminta seluruh prajurit TNI agar tidak bertindak represif kepada masyarakat Papua. Dia tidak menghendaki itu terjadi dan dilakukan prajurit TNI hingga mengorbankan warga Papua.

Prabowo mengatakan itu usai ditemui sejumlah tokoh Papua di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa lalu (10/12/2019)

"Saya sebagai Menhan selalu meminta prajurit TNI melakukan pendekatan kepada rakyat dengan hati bukan pendekatan represif-militeristik yang bisa mengorbankan masyarakat," kata Prabowo mengutip Antara, Kamis (12/12).


Menurut Prabowo, karakter masyarakat Papua pada dasarnya rendah hati dan sering bicara apa adanya. Pendekatan yang dilakukan harus dengan hati, bukan dengan tindakan represif.

Dia ingin pembangunan di Papua juga dilakukan tanpa diiringi tindakan represif kepada masyarakat setempat. Menurutnya, cara seperti itu yang harus dikedepankan dalam menghadapi masyarakat Papua.

Dalam waktu dekat, Prabowo juga berencana mengunjungi Papua. Dia ingin melihat kondisi Papua terkini.

Para tokoh yang tergabung dalam Tim Forum Peduli Papua Maju mengucapkan terima kasih kepada Prabowo karena telah menerima aspirasi yang mereka sampaikan. Begitu pula Prabowo.

"Pak Prabowo menyampaikan terima kasih atas aspirasi para tokoh Papua," tutur anggota Tim Forum Peduli Papua, Yanni.

Yanni, yang juga Ketua DPD Gerindra Papua, mengatakan pertemuan tokoh Papua dengan Prabowo berlangsung kurang lebih 3 jam. Berlangsung dengan cair dan penuh dengan suasana keakraban.

Dia yakin sejumlah masukan yang disampaikan kepada Prabowo rasional dan relevan untuk kondisi terkini Papua. Ada 10 poin aspirasi yang disampaikan kepada mantan calon presiden dalam Pilpres 2019 lalu itu.

Berikut 10 poin pemikiran Aspirasi Forum Peduli Papua Maju kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

1. Distribusi Sumber Daya Manusia Orang Asli Papua dalam Birokrasi Pusat Pemerintahan RI termasuk penempatan Orang Asli Papua pada eselon tertentu di Kementerian Pertahanan RI.

2. Pemerataan dan distribusi kesejahteraan bagi Orang Asli Papua melalui subsidi kegiatan sosial ekonomi berbiaya tinggi.

3. Pengembangan Wilayah Perbatasan NKRI di Papua sebagai Pusat pertumbuhan ekonomi agar Orang Asli Papua di wilayah-wilayah perbatasan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

4. Pengembangan kota-kota bersejarah di Papua yang ikut andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sebagai pusat destinasi wisata sejarah seperti di Biak, Serui dan Bovendigoel.

5. Peningkatan kesadaran ketahanan Nasional di Papua dan Papua Barat dengan membentuk Badan Pengembangan Ideologi Pancasila (BPIP) Perwakilan Papua dan Papua Barat di Jayapura.

6. Pemulihan solidaritas nasional di Papua dalam konteks penghargaan terhadap tokoh-tokoh papua yang ikut andil dalam sejarah perjuangan kemerdekaan serta penyelesaian isu-isu HAM yang berbasis pada jaminan kesejahteraan keluarga korban pelanggaran HAM.

7. Mengendalikan secara efektif operasi militer dalam pengejaran Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di beberapa wilayah konflik di Papua agar tidak berdampak kepada masyarakat sipil.

8. Membangun sarana dan prasarana transportasi darat dan udara di wilayah pegunungan yang efektif dan berkualitas sebagai bagian dari strategi membangun pertahanan nasional.

9. Meningkatkan akses Orang Asli Papua dalam rekruitmen menjadi prajurit TNI/Polri.

10. Meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI/Polri yang ditugaskan di Papua terutama di wilayah-wilayah konflik.

Ada pun tokoh Tim Forum Peduli Papua Maju yang menemui Prabowo antara lain, Petrus Yoram Mambai (Tokoh Masyarakat Saireri), Daniel Ayub Dawan (Akademisi), Otniel Sem (Tokoh Agama) Mathius Murib (Tokoh HAM Papua), Budi Projonegoro Yokhu (Tokoh Pemuda Kabupaten Jayapura), H Williem Waros Gebze (tokoh Masyarakat Imbuti-Malid Merauke), Marselino Yokomdo (Tokoh Penasehat Masyarakat Muyu Merauke), dan Simson Sonny Manoach (Tokoh Agama).

Kemudian, Benediktus Tambonop (Bupati Boven Digoel), Elisa Kambu (Bupati Asmat), Abok Busup (Bupati Yahukimo), Manuel Piter Urbinas (Wakil Bupati Raja Ampat), Nathan Pahabol (Koordinator Kabupaten Yahukimo), Apeniel Sani (Koordinator Kabupaten Intan Jaya)), Viktorianus Ohoiwatun (Koordinator Rombongan), Fachri Lahmady (Koordinator Rombongan- Tokoh Pemuda Muslim), dan Jasman Tumpu (Koordinator Muslim Asmat).**