Di Tas Plastik Pengemis Ini Ada Uang dan Deposito Rp37 Juta

Di Tas Plastik Pengemis Ini Ada Uang dan Deposito Rp37 Juta

RIAUMANDIRI.CO, Sragen --- Seorang pengemis tua membuat gempar petugas Satpol PP dan Dinas Sosial Sragen. Pasalnya, saat ditangkap, pengemis bernama Cipto Wiyono Sukijo (75) itu ternyata punya deposito dan uang tunai hasil mengemisnya dengan nominal sangat fantastis.

Uang dan deposito puluhan juta itu ditemukan dari sebuah tas rombeng yang selalu dibawa oleh pengemis asal Dukuh Sundoasri RT 19, Banaran, Sambungmacan, Sragen, itu.

Temuan pengemis tajir itu terungkap saat dilakukan pemeriksaan oleh tim Satpol PP, Tim Gegana Gerak Cepat  (TGC) Dinsos serta pihak Rumah Singgah Dinas Sosial Sragen di Rumah Singgah Dinas Sosial Sragen Jl Ade Irma Suryani, Tlebengan, Sragen, Senin (2/9/2019).


Kepala Dinas Satpol PP Sragen, Heru Martono melalui Kasie Operasional Pengendalian Gangguan Trantib, Sriyono mengungkapkan Mbah Cipto sebenarnya sudah diamankan pada Rabu (28/8/2019) siang.

Dia diamankan oleh tim berjumlah sembilan personel, saat tengah meminta-minta di dekat bangjo Radio Umum Canthel, Sragen Kota. Saat itu, ia diamankan bersama seorang pengemis tua lainnya yang tidak diketahui identitasnya.

“Saat itu kami sedang patroli dan menemukan Mbah Cipto sedang meminta-minta di wilayah Radio Umum. Akhirnya kita amankan ke rumah singgah dinas sosial. Saat itu kita amankan berikut satu tas lusuh besar yang dibawa oleh Mbah Cipto dan sebuah tongkat dengan lonceng serta radio butut yang dikalungkan di lehernya,” papar Sriyono, ditemui Joglosemarnews.com, Senin (2/9/2019).

Saat itu, petugas belum berani memeriksa isi tas lantaran kondisi kejiwaan Mbah Cipto labil. Petugas juga ketakutan karena yang bersangkutan terus memegangi tas dan tak bisa dikendalikan.

Karena psikologinya bermasalah dan dinilai mengkhawatirkan, tim Dinsos akhirnya mengirimnya ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Solo.

“Nah, hari ini baru kita bisa memeriksa isi tasnya. Ternyata ada banyak plastik yang didalamnya berisi uang hasil mengemis. Lalu ada gunting dan peralatan lain,” urai Sriyono.

Saat digeledah dan diperiksa bersama oleh tim, semua terbelalak. Di tas lusuh milik Mbah Cipto, tenyata isinya uang lembaran yang sudah dilak-lak namun dibungkus 16 plastik sehingga terlihat lusuh.

Setelah dihitung, total uang tunainya mencapai Rp 12.419.000. Tak cukup sampai di situ, petugas makin kaget setelah mengecek sebuah plastik lusuh yang di dalamnya berisi surat deposito dari BNI atas nama Mbah Cipto dengan nominal Rp 25 juta dengan jangka waktu 24 Agustus 2018.

Kemudian ada sebuah bukti rekening juga atas nama Mbah Cipto dengan saldo Rp 15 juta namun terlihat tanda penarikan dan saldo tersisa tinggal Rp 22.000.

Sehingga dari hasil penghitungan tim, total harta kekayaan Mbah Cipto dari hasil mengemis yang ditemukan disimpan di tas lusuh itu mencapai Rp 37.441.000,-.

“Kami juga nggak nyangka ada pengemis yang membawa uang sebanyak itu. Ini baru kali pertama terjadi di Sragen,” tukas Sriyono.

Untuk sementara uang dan semua barang milik Mbah Cipto diamankan di Rumah Singgah Dinas Sosial.

Kasie Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dinas Sosial Sragen, Ine Marliah yang turut memeriksa, menuturkan saat diamankan, kondisi Mbah Cipto berontak dan psikisnya tak bisa dikendalikan.

Akhirnya tim memutuskan memeriksakannya ke RSJD Solo. Selanjutnya, barang milik Mbah Cipto diamankannoleh tim dan baru hari ini tadi bisa dicek dengan disaksikan bersama oleh tim Dinsos, TGC dan Satpol PP.

“Kami juga nggak mengira, yang bersangkutan bisa menyimpan dan membawa uang sebanyak itu. Makanya tadi waktu menghitung, kami minta disaksikan semua pihak. Nanti barang-barang itu akan dikembalikan lagi ke yang bersangkutan setelah kembali ke sini,” tuturnya.

Ine menguraikan dari hasil penelusuran,  Mbah Cipto tinggal sendirian di rumahnya. Karena kondisinya lansia dan kejiwaannya labil, terlalu berisiko pula jika harus dimasukkan ke panti.

“Makanya nanti kalau sudah pulih, kami akan melalukan pendampingan dan sedikit demi sedikit memberikan pengarahan. Karena dia itu masih berontak dan selalu merasa tak bersalah bahwa apa yang dilakukannya (mengemis) itu pekerjaan halal. Padahal aksinya itu sudah banyak meresahkan warga. Ada laporan kadang kalau nggak dikasih uang, ia marah dan memukul orang yang dimintai,” tandasnya.**