Who Prekualifikasi Obat Radang Sendi Murah untuk Gejala Covid Parah

Who Prekualifikasi Obat Radang Sendi Murah untuk Gejala Covid Parah

RIAUMANDIRI.CO - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan prakualifikasi obat radang sendi (artritis) yang diproduksi Roche untuk digunakan pada pasien terinfeksi virus Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan bergejala parah.

Dilansir CNNIdonesia.com, prakualifikasi merupakan proses yang dilakukan WHO untuk menjamin obat yang diproduksi berkualitas dan memenuhi jaminan mutu tertentu. Prekualifikasi diberikan kepada pengembang atau produsen obat sehingga obat bisa diproduksi di negara lain.

WHO dalam keterangannya menyebut selama ini obat antibodi monoklonal yang digunakan dalam obat antiinflamasi terbukti mengurangi risiko kematian dan juga waktu rawat inap pada pasien tertentu yang menderita Covid parah.


Obat ini telah digunakan di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat, tapi obat tersebut masih sangat jarang dan mahal.

"Pendaftaran (untuk Roche) tersebut harus membuka jalan bagi lebih banyak perusahaan generik untuk mencari prakualifikasi WHO, sehingga meningkatkan jumlah produk yang terjamin kualitasnya dan menciptakan persaingan yang mengarah ke harga yang berpotensi lebih rendah," kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Kata WHO, proses prakualifikasinya terutama ditujukan untuk memastikan kualitas, keamanan, dan kemanjuran produk medis yang dibeli di negara-negara berkembang. Prakualifikasi memberikan jaminan kepada negara-negara tersebut bahwa mereka membeli produk kesehatan yang berkualitas.

Tocilizumab telah mendapat persetujuan dan digunakan oleh sebagian besar negara untuk pengobatan radang sendi. Obat ini juga terbukti menekan "badai sitokin" yang berbahaya.

Pihaknya saat ini tengah melakukan diskusi dengan Roche untuk menurunkan harga dan meningkatkan akses di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

"Dalam arti, prakualifikasi juga secara tidak langsung mempromosikan produksi lokal yang berkualitas, dan pada akhirnya pasokan yang lebih besar dan harga yang lebih kompetitif." kata WHO.  



Tags Kesehatan