Kampar dan 4 Kabupaten Lainnya Menuju Satu Data Satu Peta

Kampar dan 4 Kabupaten Lainnya Menuju Satu Data Satu Peta
BANGKINANG (RIAUMANDIRI.co) - Kabupaten Kampar merupakan salah satu dari lima Kabupaten di Riau yang mendapat proyek Perencanaan dan Pemetaan Partisipatif edisi ketujuh (PMaP7) tahun 2017. Salah satu tujuan dari kegiatan PMaP7 ini  untuk mewujudkan Kampar Satu Data Satu Peta. 
 
Empat Kabupaten lainnya  yang menjadi lokasi  proyek Kegiatan PMaP7 ini  adalah; Rokan Hilir, Rokan Hulu, Pelalawan, dan Kuantan Sengingi.
 
Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan kegiatan ini, pihak konsultan pelaksana Land Equity Internasional (LEI) yang merupakan konsultan dari Australia melakukan Kick-Off Meeting Program Perencanaan dan Pemetaan Partisipatif (PMaP7) di aula Bappeda Kabupaten Kampar, Kamis (4/5/17).
 
Kick-off Meeting PMaP7 ini dibuka dan pimpin oleh Kepala Bappeda Kabupaten Kampar, Ir. H. Azwan.  Hadir pada kesempatan  tersebut Sekretaris Bappeda Kabupaten Kampar Afrizal,  pihak Millenium Challenge Account-Indonesia (MCA-I) Amir sebagai Lembaga Wali Amanat  dari Millineum Challenge Corporation (MCC). MMC merupakan sponsor atau donatur proyek yang berasal dari Amerika Serikat dan pihak LEI selaku konsultan pelaksana.
 
Kepala Bappeda menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini    Bappenas RI,  MCC dan MCA-I selaku donatur, LEI sebagai  konsultan dan seluruh pihak terkait sehingga  Kampar  menjadi salah satu  lokasi pelaksanaan kegiatan PMaP7. Menurut Azwan, kegiatan PMaP7 ini sangat strategis dalam upaya Kampar menuju satu data satu peta.
 
Untuk itu, ia minta kepada  seluruh OPD dan stakeholder untuk mendukung kegiatan ini sehingga apa yang menjadi tujuan dari kegiatan ini tercapai dengan baik.  “OPD yang sudah punya data spasial disampaikan ke tim untuk diinput sehingga kita nantinya punya satu data satu peta,” ujar Azwan.
 
Pada kesempatan tersebut Deputy Tim Leader LEI PMaP7, Imelda Sihombing  menyampaikan secara  gamblang tentang proyek PMaP7. Kehadiran Imelda  juga didampingi para staf  LEI yakni, Hendri,  Denden Drajat,  Merri, Agung, Ahsan, Roby, Alwan, Razi,  Dian dan Ajubir.
 
Disampaikan Imelda bahwa peningkatan kualitas Rencana Tata Ruang adalah bagian penting dari persyaratan pembangunan daerah yang berkelanjutan. Untuk itu Pemerintah Indonesia melalui Bappenas bekerjasama dengan Pemerintah Amerika Serikat melalui Millenium Challenge Corporation (MCC) membentuk  lembaga Wali Amanat Millenium Challenge Account-Indonesia (MCA-I) yang selanjutnya menginisiasi proyek Perencanaan dan Pemetaan Partisipatif (PMaP) di bawah koridor jendela Green Prosperity (GP).
 
Ada tiga  tugas utama dari PMaP7 yakni, pertama: Akuisisi data geo-spasial dan persiapan database sistem informasi geografis (GIS) terkait tutupan lahan dan penggunaan lahan, kedua:  Kompilasi dan geo-referensi perijinan yang sudah ada maupun yang sedang diproses  terkait pemanfaatan lahan dan sumber daya alam, ketiga: Memperkuat Rencana Tata Ruang kabupaten melalui peningkatan kapasitas aparat terkait perencanaan penegakan dan pengelolaan informasi penggunaan lahan berbasis data spasial.
 
Dijelaskannya, di tiap kabupaten PMaP7 bekerjasama dengan Bappeda setempat. Beberapa kegiatan utama yang dilakukan PMaP7 termasuk, pelatihan untuk peningkatan kapasitas teknis bagi aparat pemerintah terkait,  lokakarya  terpadu sekaligus sosialisasi terkait penataan ruang kabupaten, membangun sistem informasi (IMS) berbasis GIS secara online dan pemuktahiran peta tutupan lahan.
 
Capaian utama PMaP7 merupakan dukungan yang diberikan PMaP7 dalam meningkatkan kualitas  Rencana Tata Ruang Kabupaten yang berkelanjutan terbukti melalui terbangunnya sistem informasi (IMS) berbasis teknologi geospasial (GIS) yang terkini dan akurat serta dapat diakses publik, terbangunnya data dan informasi perijinan yang memiliki  geo-referensi, tersedianya tenaga teknis yang andal dalam pengelolaan data spasial untuk  tata ruang,  terbangunnya komunikasi lintas sektoral serta konsultasi publik yang partisipatif dan efektif.
 
Kepala Bappeda Kabupaten Kampar Azwan saat menutup pertemuan menyampaikan bahwa sumber daya manusia di bidang pemetaan spasial ini tentunya terbatas. Oleh sebab itu ia minta kepada Konsultan agar mampu melatih dengan baik sehingga mereka yang dilatih memiliki kemampuan yang cukup d ibidang pemetaan ini.
 
Kepada seluruh bidang ia minta agar menginventarisir tenaga dari OPD untuk dilatih. ”Kalau tidak ada tenaga di dalam, rekrut dari luar,” ujarnya.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 5 Mei 2017
 
Reporter: Herman Jhoni
Editor: Nandra F Piliang