Pelalawan Berpotensi Penghasil Padi
PELALAWAN (RIAUMANDIRI.co) - Kelompok tani (Poktan) asal Kecamatan Pelalawan dinilai berhasil bercocok tanam padi secara swadaya di dua lokasi, yakni di Kelurahaan Pelalawan dan Desa Sungai Ara Kecamatan Pelalawan. Bahkan 48 hektare sawah sudah dipanen dengan rata-rata produksi 3,2 ton gabah/hektare.
Proses pemanenan tidak serentak. Dilakukan sejak akhir Agustus lalu. Kini masih tersisa sekitar 18 hektare lagi di Kelurahan Pelalawan yang belum dipanen.
Kepala UPTD Dinas Pertanian Kecamatan Pelalawan Hikmat Tamrin, Senin (12/9) menjelaskan masyarakat melakukannya dengan modal semangat dan optimis, Semua dilakukan secara swadaya. Hasilnya cukup menggembirakan, "Ini baru pertama kali dicoba, ternyata berhasil. Ini menandakan ada potensi penghasil padi di Kecamatan Pelalawan. Kalau dikelola maksimal saya yakin enggak kalah dengan Kualakampar," helas Hikmat Tamrin Optimis.
Tamrin menjelaskan, awalnya niat warga untuk mencoba cocok tanam padi di Kecamatan Pelalawan belum terlihat yakin. Namun setelah ada rencana program bantuan dari Pemprov Riau untuk pengembangan program penanaman padi di Kecamatan Pelalawan akhirnya mereka mau dan terlihat makin serius ketika di masing-masing kelompok tani ada warga pendatang dari Jawa yang paham akan tata cara penanaman padi ditambah dengan pemberian penyuluhan dari Distan setempat.
"Namun setelah semua siap, ternyata program yang dijanjikan oleh Pemprov batal direalisasikan dengan alasan aturan, karena enggak mau kecewa dan sawah sudah disiapkan maka saat itu pula warga kelompok tani tetap maju terus dengan biaya sendiri yang dilakukaan secara swadaya," terang Tamrin.
Para kelompok tani yang sudah terbentuk yakni kelompok tani Berkat Mandiri dari Kelurahan Pelalawan dan Koptan Pasir Panjang Jaya dari desa Sungai Ara ini mencoba menanam padi jenis Varietas lokal utk lahan gambut.
"Ada dua Varietas yang mereka tanam, yakni Jenis PAO yang memiliki karakter beras wangi dan jenis Impari, kedua jenis ini memiliki usia panen berbeda, untuk PAO biasanya butuh waktu sekitar 105 Hari dan Impari butuh waktu panen hingga 4 Bulan, kedua jenis varietas ini, dengan kondisi lahan dan perawatan yang pas-pasan ternyata mampu menghasilkan rata-rata setiap hektarnya sekitar 3,2 ton Gabah Kering Panen, dan kalau ini dikelola maksimal mungkin hasilnya bisa meningkat," terang Tamrin.
Karena memiliki potensi dan semagat petani yang tinggi, Tamrin menyampaikan bahwa para petani padi di Pelalawan saat ini ingin menambah durasi masa tanam dari satu kali setahun menjadi dua kali setahun, dan begitu juga luas lahan persawahannya juga akan ditambah.
"Merasa hasilnya cukup menggembirakan, maka saat ini petani berniat menambah durasi penanaman dan lahan persawahan mereka, dan saat ini mereka sudah mempersiapkan lahan persawahan sekitar 41 Hektar yang rencananya akan memulai musim tanam kedua kalinya di tahun ini pada bulan Oktober mendatang," ungkap Tamrin.***