Kilas Balik Perjalanan Haluan Riau

Mitra Dijalin, Independensi Tetap Terjaga

Mitra Dijalin, Independensi Tetap Terjaga

Pembaca yang budiman, enam belas tahun silam, tepatnya tanggal 1 Agustus 2000, kami hadir pertama kali di Bumi Lancang Kuning. Banyak cerita telah terukir. Ada suka dan duka. Namun ada hal yang jelas kami syukuri, hingga saat ini kami masih tetap mendampingi anda. Ini terjadi karena ridho-Nya dan tentunya dukungan para pembaca yang hingga ini tetap setia mendampingi dan mendukung kami. Terima kasih.


Sekedar bernostalgia, kami masih ingat ketika pertama sekali H Basrizal Koto memutuskan untuk membuat sebuah koran di Riau. Saat ini,

banyak kalangan menilai rencana itu ibarat mimpi bahkan ada yang menganggap itu ide gila. Apalagi Basrizal Koto ketika itu dikenal bukan sebagai orang dari kalangan pers. Tanggapan miring pun kencang menerpa. Ada yang menilai kami paling hanya bisa bertahan beberapa bulan.
Untuk pembaca ketahui, penilaian itu justru semakin memicu semangat dan keyakinan kami untuk berkiprah. Sekarang, kita semua bisa lihat,


penilaian tersebut terbantahkan. Tapi kami juga sadar, eksistensi kami juga tidak terlepas dari dukungan anda para pembaca yang tetap setia hingga saat ini. Sekali lagi terima kasih.


Pembaca yang terhormat,
Usai menjalani pendidikan selama dua minggu di Hotel Indrapura, kami langsung tancap gas. Sungguh, ketika itu semangat kami betul-betul menggebu. Kami yakin, anda para pembaca berhak mendapat informasi yang seluas-luasnya. Bukan berasal hanya dari satu pintu. Begitu pula dalam menyampaikan aspi rasi. Di sana kami berkiprah. Celah itu yang akan kami maksimalkan. Vox populi vox dei. Suara rakyat adalah suara Tuhan. Itu pula yang menjadi motto kami bahwa koran yang ada ditangan anda saat ini pada intinya adalah menyuarakan suara hati masyarakat Riau.
Ternyata jalan yang kami lalui tidaklah mudah. Pada awalnya, nada-nada sangsi dan ragu masih kerap kami dengar. Maklumlah, pemain baru. Tidak hanya dari sisi redaksi, pada bagian lain juga begitu. Kami masih ingat, ketika agen iklan kami datang menyodorkan penawaran. Ketika itu masih banyak yang tidak menanggapi. “Nantilah, kami belum punya anggaran,” kalimat itu yang sering kami dengar. Atau, “Kami sudah langganan koran lain. Sekarang cukup yang itu dulu.” Begitulah kondisinya ketika itu.
Waktu terus bergulir. Hingga dua tahun kami berkiprah, nada-nada sangsi yang pernah kami dengar mulai terkikis sedikit demi sedikit. Bahkan dalam waktu tahun kami mendapat julukan “Bayi Ajaib” Selain mampu bertahan dan mementahkan pandangan miring itu.
Julukan itu kami terima karena pemberitaan yang kami suguhkan, betul-betul mendapat hati di tengah masyrakat. Tentu saja yang kami maksud adalah anda, para pembaca. Yang jelas, hal itu juga membuat semangat kami semakin terpacu.
Kami masih ingat ketika kami masih bernama Riau Mandiri, ikut bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat Riau ikut memperjuangkan pengelolaan CPP Block. Sama halnya saat pertama lahir, awalnya banyak kalangan menilai niatan itu cuma mimpi. Namun kembali fakta membuktikan, secara bersama-sama kita mampu meraih apa yang kita inginkan. Kami ingin selalu bersama-sama dengan masyarakat Riau untuk ikut berkiprah membangun Bumi Lancang Kuning.
Seiring perkembangan yang menggembirakan itu, jalan yang kami hadapi juga mulai berubah. Alhamdulillah agen iklan kami juga tidak lagi menghadapi nada-nada sangsi seperti dulu. Bila dulu menolak, lambat laun respon yang kami terima juga mulai menyejukkan hati. Bahkan hingga kini jalinan kerja sama yang kami jalin banyak yang berjalan dengan mulus, walaupun tanggal 1 November 2010 silam, kami berganti nama menjadi Haluan Riau.
Karena itu kami tidak lupa menghaturkan terima kasih. Semoga jalinan kerja sama ini tetap terjaga dengan baik dan bisa ditingkatkan.
Pembaca yang budiman,
Saat ini genap enam belas tahun usia kami. Ibarat seorang anak, kami sekarang sudah siswa SMA. Sebuah fase perubahan dalam kehidupan anak manusia. Tentu saja tantangan ke depan akan semakin berat, apalagi saat ini banyak bermunculan media online. Tapi bersama anda para pembaca, kami yakin bahwa tantangan itu bisa kita hadapi bersama, khilaf mungkin masih ada. Oleh karena itu saran dan kritikan dari Anda semua, tetap kami butuhkan.
Tidak ada yang abadi diatas dunia. Semua berubah. Yang abadi hanyalah perubahan itu sendiri. Haluan Riau juga begitu. Dari sisi wajah Koran, kualitas cetak, kami terus berbenah. Kami tak ingin anda para pembaca, jadi bosan melihat tampilan Koran yang begitu-begitu saja. Apalagi di tengah maraknya bermunculan media online.
Meski demikian, ada satu hal yang akan terus kami pertahankan yaitu konsistensi, independensi kami, untuk selalu berupaya menyuarakan suara hati masyarakat, demi mencerdaskan kehidupan masyarakat Riau. Makanya tak usah heran bila Haluan Riau selalu menyorot berbagai hal yang bersentuhan dengan kepentingan masyarakat. Sebut saja seperti kasus dugaan korupsi, sorotan terhadap pembangunan, illegal logging, pencemaran lingkungan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), nasib guru honor dan guru bantu dan banyak lagi.


Namun tentu saja kami terus berupaya agar berita yang terus disajikan tetap dalam tatanan bahasa yang santun terhadap siapa pun atau lembaga manapun. Hal ini juga berkali-kali diingatkan Pemimpin Umum kami, H Basrizal Koto. Haluan Riau dilahirkan untuk mengawal marwah Riau. Sebuah pernyataan yang bukan hanya bijak, melainkan juga sangat bersahaja. Keyakinan itu akhirnya juga berbuah hasil. Haluan Riau juga pernah terpilih sebagai Koran yang menggunakan bahasa Indonesia terbaik se-Riau, hasil penilaian Balai Bahasa Indonesia Pusat.


Pembaca yang kami muliakan,
Apa yang kami sampaikan bukanlah untuk kesombongan. Tapi kami ingin mencurahkan isi hati kami kepada anda pembaca, tentang apa yang telah kami alami selama ini.


Pada usia yang ke-16 ini, kami juga ingin menegaskan kembali khittah Haluan Riau, bahwa Koran ini adalah untuk seluruh kalangan masyarakat Riau.  
Terima kasih karena telah terus bersama kami. Semoga kebersamaan ini tetap terjalin hingga masa mendatang. Terimalah salam hormat kami. ***