Puluhan Bocah Diperkirakan Jadi Korban

Prostitusi Anak untuk Gay Terungkap

Prostitusi Anak untuk Gay Terungkap

JAKARTA (RIAUMANDIRI.CO)-Apa yang dilakukan pria berinisial Ar (41), ini sungguh sangat biadab. Ia diduga kuat berperan sebagai mucikari. Namun bukannya menyediakan pekerja seks komersial, ia malah menyediakan anak-anak di bawah umur, untuk dijadikan budak seks bagi kaum gay.
 

Ar sendiri diringkus aparat Kepolisian dari Mabes Polri, saat berada di Hotel Cipayung Asri, Bogor, Selasa (30/8) kemarin. Selain Ar, petugas juga mengamankan tujuh orang anak yang berusia di bawah umur, yang diduga akan disuguhkan untuk kelompok gay tersebut.


Dari pemeriksaan sementara, hasilnya sangat mengejutkan. Kuat dugaan  aksi Ar tersebut telah melibatkan puluhan anak.  Untuk setiap pelanggan, ia menerika tarif hingga Rp1,2 juta. Sementara anak-anak yang dijadikan korban gay tersebut hanya diberi Rp100 ribu-Rp150 ribu.
Terkait penangkapan itu, pihak pengelola Hotel mengatakan, para pelaku datang bersama teman-temannya pada Selasa (30/8) sekitar pukul 14.00 WIB. Pada saat yang sama, beberapa anggota kepolisian dari Mabes Polri sudah berada di lokasi untuk melakukan penangkapan.



"Jadi yang datang duluan itu, polisinya. Pas anak-anak itu datang, langsung disergap," terang Boboy, salah satu pengelola hotel, Rabu (31/8).
Boboy mengatakan, berdasarkan keterangan stafnya, pelaku Ar yang ditangkap pihak Mabes Polri baru kali itu datang ke hotelnya.


"Tidak ada reservasi sebelumnya. Mereka benar-benar baru datang kesini. Belum pernah datang juga sebelumnya. Jadi tidak mungkin kalau di sini jadi tempat mangkal mereka," terang Boboy.


"Saya juga kaget, kok ada prostitusi gay. Kalau perempuan kan banyak, sudah biasa. Kalau ini saya baru dengar," sambungnya.
99 Anak Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Brigjen Agung Setya, sedikitnya ada 99 anak menjadi korban eksploitasi. Mereka dijajakan untuk prostitusi ke pelanggan kaum gay. Tidak hanya itu, korban juga menerima nominal uang yang sangat kecil dari tarif yang ditawarkan tersangka ke pelanggan.


"Korban hanya dapat Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu, tapi tarif yang ditawarkan tersangka Ar (kepada pelangggan) Rp1,2 juta," ujarnya.
Agung mengatakan, anak-anak tersebut tetap bersama keluarganya dalam keseharian. Tersangka Ar akan menghubungi anak jika sudah ada kesepakatan kencan dengan pelanggan.


Namun begitu, Agung menegaskan pihaknya masih mendalami lebih jauh untuk mengungkap siapa dan dari mana saja pelanggan prostitusi untuk kaum gay ini.


"Kita temukan dulu pelanggannya. Belum diketahui (Apakah ada WNA yang jadi pelanggan)" urainya.
Terpisah, Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto meyakini pelaku prostitusi anak untuk kaum gay ini tidak hanya Ar saja. Tapi ada muncikari lain yang terlibat dalam sindikat ini.


"Dari keterangan yang ada, mereka ada muncikari lain. Jadi kalau stok habis, dia kontak muncikari lain," ungkap Ari Dono.
Diterangkannya, kasus ini terungkap bermula dari Tim Subdit Cyber Crime Dit Tipideksus yang menemukan ada akun facebook yang menjajakan bocah lelaki untuk kaum gay pada awal Agustus lalu.


"2 Hari lalu kita coba pancing, memesan 6 anak, dia minta separuh harga (dibayar awal), harga per anak Rp1,2 Juta. Dia yang tentukan hotel CA di Bogor yang dianggap aman," ujarnya.


Tim yang menyamar dengan berpura menjadi pelanggan itu akhirnya berhasil menciduk AR, Selasa (31/8) kemarin. Selain Ar, ada tujuh anak dan satu orang dewasa yang juga diamankan.


"7 Anak itu usia 13-16 tahun, ada yang masih sekolah, 1 anak yang putus sekolah," sebutnya.(dtc/sis)