Tim Pemburu Koruptor Bidik Eddy Tansil

Tim Pemburu Koruptor Bidik Eddy Tansil

jakarta (riaumandiri.co)- TIM Terpadu Pemburu Koruptor Kejaksaan Agung masih mencari sejumlah narapidana yang masuk daftar pencarian orang (DPO).

 Salah satu buron yang dibidik ialah Eddy Tansil, terpidana 20 tahun yang diduga melarikan diri ke Tiongkok dari LP Cipinang pada Mei 1996.

Eddy Tansil membobol Bank Bapindo Rp1,3 triliun melalui perusahaan Golden Key Group. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Amir Yanto, menegaskan pihaknya belum bisa memastikan lokasi persembunyian Eddy Tansil saat ini.

Tim Pemburu
"Namun, kami akan terus mengejarnya,” kata Amir, di Jakarta kemarin.
    Menurut Amir, upaya keras yang dilakukan tim terpadu tersebut sekaligus memberi pesan tidak ada tempat aman bagi koruptor meskipun memilih negara orang sebagai lokasi persembunyian mereka.

    Di tempat terpisah, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menyatakan sampai sekarang pihaknya masih memburu 28 buron terpidana korupsi.
    "Mereka bisa saja bersembunyi di mana pun, tetapi aparat tetap memburu. Lebih terhormat bila mereka menyerahkan diri,” ujarnya.

Pencarian atas terpidana korupsi yang buron, lanjutnya, bukan sekadar mengembalikan uang negara, tetapi juga kewibawaan pemerintah.

    Di sisi lain, Direktur Advokasi Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Oce Madril mengatakan pascapenangkapan Samadikun Hartono dan buron Bank Century, Hartawan Aluwi, aparat penegak hukum harus melacak dan merampas aset para koruptor tersebut untuk mengembalikan kerugian negara.

    Untuk memudahkan melacak aset para koruptor itu, Madril mendorong agar RUU Perampasan Aset lebih diutamakan dalam kebijakan legislasi Presiden Jokowi.


    Terkait permintaan Tiongkok agar Indonesia mengekstradisi empat warganya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah belum menyetujui permintaan itu.

    "Karena kasus hukum mereka berbeda, yakni berhubungan dengan Islamic State (IS) di Sulawesi,” ujar Luhut. (mic/dar)