2 Pejabat Pemprov Dinonjobkan
PEKANBARU (riaumandiri.co)-Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan pihaknya akan menonjobkan dua oknum pejabat Pemprov Riau untuk sementara waktu.
Keduanya diduga terlibat dalam aksi pemukulan terhadap mahasiswa, dalam acara Pemprov Riau dan KPK, Rabu (14/4) lalu.
Hal itu dilontarkannya, saat menemui seribuan mahasiswa yang menggelar aksi di Kantor Gubernur Riau, Jumat (15/4). Dikatakan, keputusan itu berlaku sambil menunggu proses dari tim yang dibentuk Plt untuk menyelidiki dugaan pemukulan itu. Tak ayal, jawaban itu disambut sorak para mahasiswa.
Sama dengan aksi yang digelar sehari sebelumnya, dalam aksi kemarin, sekitar seribuan mahasiswa masih mengajukan tuntutan yang sama. Yakni meminta Plt Gubri memecat oknum pejabat dan pegawai protokoler Pemprov Riau, yang diduga terlibat aksi kekerasan dan pemukulan terhadap tiga mahasiswa Universitas Riau.
2 Pejabat Namun yang berbeda dalam aksi kemarin, selain jumlahnya lebih banyak, peserta aksi juga datang dari kampus lain. Mereka ikut bergabung sebagai bentuk solidaritas dan dukungan terhadap penolakan aksi kekerasan terhadap mahasiswa.
Dari pantauan lapangan, sebelum masuk Kantor Gubri, massa berkumpul di Jalan Cut Nyak Dien. Kedatangan para mahasiswa tersebut dikawal ratusan aparat Kepolisian dan Satpol PP. Selanjutnya, para mahasiswa menggelar orasi secara bergantian. Intinya, mereka mengecam aksi kekerasan yang dialami tiga mahasiswa UR tersebut, seraya meminta supaya sanksi tegas dijatuhkan kepada oknum pejabat dan pegawai yang melakukan aksi kekerasan tersebut.
Temui Mahasiswa Sekitar pukul 16.30 WIB, Plt Gubri Andi Rachman, tampak hadir langsung menemui mahasiswa. Di hadapan massa, Andi menyampaikan rasa penyesalan atas kejadian yang tidak sepatutnya dilakukan oleh seorang abdi masyarakat. "Saya pribadi, sangat menyesali (kejadian tersebut). Sangat menyesali," ujarnya.
Ditegaskannya, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah untuk memroses oknum-oknum yang diduga melakukan penganiayaan terhadap mahasiswa. Di antaranya dengan menonjobkan oknum pejabat yang diduga terlibat aksi kekerasan itu.
"Oknum yang melakukan kejadian (penganiayaan,red) kemarin, itu akan kami tindak. Supaya saya tidak salah, kita lakukan sesuai aturan. Kita buat tim untuk memroses oknum-oknum yang disebutkan. Biarkan tim untuk bekerja," tegas Andi.
Terkait proses hukum di kepolisian berdasarkan laporan mahasiswa, Andi juga menegaskan hal tersebut akan terus berjalan. "Ini ada Pak Polisi. (Laporan itu) Sedang diproses di Polresta (Pekanbaru)," lanjutnya.
"Berapa lama kami menunggu (tim tersebut bekerja)," tanya seorang mahasiswa di tengah kerumunan massa. "Satu minggu," timpal Andi.
"Jadi gini, tuntutan akan mengnokatifkan akan kita lakukan. Kita akan proses pengonaktifannya. Tim ini internal PNS. Adik-adik (mahasiswa) akan menjadi tim pengawas untuk berdiskusi dengan pemerintah," terangnya lagi.
Usai menyampaikan aspirasi dan tuntutannya, massa kemudian kembali ke titik kumpul, yakni Jalan Cut Nyak Din, untuk selanjutnya membubarkan diri, dengan kawalan ketat aparat kepolisian.
Kunjungi Korban Tidak hanya bertemu para mahasiswa, Plt Gubri juga menyempatkan diri menjenguk M Fauzi, mahasiswa korban pemukulan. Plt Gubri didampingi Asisten I Ahmadsyah Harrofie Kasatpol PP Zainal Z dan karo Humas Setdaprov Riau Darusman, mengunjungi Fauzi yang berada di kediaman tantenya, Ita, di komplek Perumahan Indah Paus, Marpoyan Damai.
Pada kesempatan itu, Plt Gubri juga berbincang-bincang dengan M Fauzi, sembari meminta agar bersabar serta cepat sehat. "Kami atas nama pemerintah minta maaf, mungkin ini hanya miss komunikasi. Kami berharap ini tak terjadi lagi," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Fauzi dan Ita menerima permintaan maaf tersebut. Namun keduanya tepat melanjutkan kasus pemukulan tersebut ke ranah hukum, demi memberikan efek jera dan supaya kejadian serupa tidak terulang lagi pada masa mendatang. "Kami juga sama-sama meminta maaf. Tapi soal hukum tetap jalan," ujar Ita.
Menurutnya, jika proses hukum tak berlanjut dikhawatirkan insiden yang sama juga bakal terulang kepada mahasiswa lainnya. Dikatakan, apa yang dilakukan para pemukul sudah berada di luar batas.
Bagaimana jika mahasiswa yang dipukul tersebut adalah orang susah. Bisa dibayangkan tidak akan yang mau membela. Tante M Fauzi mengaku akan terus memberikan dukungan suport kepada keponakannya tersebut untuk melawan kekerasan.
Untuk diketahui, aksi mahasiswa ini menyikapi kejadian yang terjadi Selasa (13/4) saat Supervisi KPK dengan Pemprov Riau di Gedung Daerah, Pekanbaru. Pemukulan itu terjadi saat beberapa mahasiswa yang berada di dalam gedung berusaha membentangkan spanduk berisi agar korupsi diberantas di Riau di hadapan unsur Pimpinan KPK yang hadir saat itu, Saut Situmorang.
Namun, belum spanduk itu dibentangkan, sejumlah protokoler yang bertugas langsung menghentikannya dan menyeret mahasiswa itu keluar gedung. Di luar gedung, mahasiswa sempat mengalami kekerasan fisik dengan cara ditendangi sejumlah oknum.
Kasus pemukulan tersebut saat ini tengah diproses di Kepolisian Resor Kota Pekanbaru. (rtc)