Waspada Pengaruh Paham Baru Perusak Budaya

Waspada Pengaruh Paham Baru Perusak Budaya
BENGKALIS  (HR)-Sebagai salah satu upaya memberikan penguatan pengetahuan kepada orang-orang Melayu tentang pemahaman dan amaliyah keaga-maan dan membentengi diri dari faham baru yang tidak sesuai dengan konteks pemikiran orang Melayu, Lembaga Adat Melayu Riau  Kabupaten Bengkalis, menggelar dialaog intraktif bersama pengurus Kabupaten, Kecamatan Bengkalis-Bantan dan Desa, Sabtu (19/12).
 
Kegiatan yang bertema “Pemahaman dan Amaliyah Keagamaan Orang-Orang Melayu Ditinjau dari Perspektif Sejarah dan Hukum Islam” ini dibuka langsung secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) H Burhanuddin, di Ruang Pertemuan lantai II Kantor Bappeda Bengkalis. 
 
“Kegiatan semacam ini sejatinya memang sangat perlu dilakukang. Karena kita ingin nilai-nilai kemelayuan ini dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya sesuai ajaran dan ketentuan norma agama. Tanpa terpengaruh dari hal-hal yang diluar dari jalurnya,” ujar Sekda saat memberikan sambutan.
 
Disampaikannya, kepada peserta yang hadir dan mengikuti dialog tersebut, diharapkan agar dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang diperoleh, kepada masyarakat luas. Terlebih saat ini generasi dan keadaan zaman dihadapkan dengan berbagai tantangan yang dikhawatirkan akan berdampak buruk.
 
“Selama ini pun kita melihat, orang-orang melayu kita masih kurang menurunkan tradisi-tradisi melayu yang seharusnya didapatkan oleh generasi muda. Oleh sebab itu, melalui dialog ini nanti mari kita pertahankan khazanah melayu kita yang dikenal identik dengan agama Islam,” katanya.
 
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana, H Amrizal dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan yang selenggarakan itu atas dasar beberapa pemikiran dan kejadian yang terjadi belakangan ini.
 
“Seperti telah banyak berkembangnya faham-faham keagamaan baru, baik tumbuh dengan sendirinya ditengah masyarakat ataupun dipengaruhi oleh pihak luar yang dalam batas-batas tertentu bisa jadi memberikan dampak secara sosial-kultural terhadap kehidupan msyarakat melayu yang sejak lama dikenal sebagai masyarakat yang toleran dan mederat,” jelas Amrizal.
 
Sebagai Ketua Panitia, Ketua MUI Kabupaten Bengkalis ini menyampaikan tujuan diadakannya dialog intraktif ini adalah untuk menggalakkan diskuji dan kajian yang berkaitan dengan budaya Melayu. Selain itu diharapkan pula dapat memberikan pengetahuan terhadap orang-orang Melayu tentangn pemahaman dan amaliyah keagamaan.
 
“Kemudian tujuan dialog ini juga diharapkan dapat membentengi orang-orang melayu dari faham yang tidak sesuai dengan alam pikiran orang-orang Melayu. Dan terakhir adalah menumbuh kembangkan khazanah budaya dan tradisi keagamaan orang-orang Melayu,” sebutnya.
 
Adapun narasumber dalam dialog intraktif ini sebanyak dua orang. Yaitu Prof. Dr. H Samsul Nizar MA, guru besar UIN Suska Riau dan Ketua STAIN Bengkalis, kemudian H. Ahmad Rozai Akbar MH, Ketuai IAI Tafaquh Finddin Dumai.(adv/humas)