Harga BBM Turun Pekan Depan

Harga BBM Turun Pekan Depan

JAKARTA (HR)-Inilah ikhtiar lanjutan pemerintah mengangkat daya beli masyarakat; harga bahan bakar minyak (BBM) akan diturunkan mulai pekan depan, dan bunga kredit perbankan bakal dipangkas. Saat bersamaan, pemerintah akan menggenjot program padat karya yang berpeluang menyedot banyak tenaga kerja.

Agenda tersebut merupakan hasil Rapat Kabinet Terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (2/10) kemarin. Dalam rapat tersebut, Presiden menitahkan Pertamina agar segera menghitung besaran penurunan harga bensin dan solar. Sebab, masih ada ruang bagi Pertamina menurunkan harga BBM.
Selain berniat menurunkan harga BBM, bunga kredit bank juga akan diturunkan. Selain mengurangi beban nasabah, saat ini bank di Indonesia juga menikmati margin bunga tertinggi di kawasan ASEAN. "Bank harus efisien, supaya bunga kredit turun," tandas Presiden, kemarin.

Ihwal program padat karya, belanja dana infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) dan Dana Desa bakal digenjot. Maklum, belanja proyek di Kementerian PU-Pera memasuki lampu kuning. Sejauh ini, porsi anggaran proyek yang sudah digunakan baru mencapai sekitar Rp 47 triliun atau sekitar 40,4 persen dari total anggaran proyek senilai Rp 118 triliun.
Kendati selama ini cenderung keberatan dengan penurunan harga BBM, Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto berjanji siap melaksanakan titah Presiden. Maklum, versi Pertamina, harga jual premium lebih rendah 2 persen dari harga pasar. Dengan kata lain, Pertamina menjual premium lebih murah 2 persen dari harga pasarnya.

Toh, penurunan harga BBM sudah menjadi perintah Presiden. Untuk menurunkan harga premium dan solar, Pertamina akan menghemat biaya di kilang minyak, serta menekan biaya impor BBM.
Menurut Dwi, salah satu langkah efisiensi yang dilakukan Pertamina adalah dengan mengaktifkan proyek Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) atau menaikkan kapasitas kilang Cilacap. Kini, kilang itu berkapasitas 350.000 barrel per hari. Jika mengaktifkan RFCC, beban impor minyak bisa turun sekitar 5 persen.  (tbn/rio)