Warga Nilai

Pemkab Lamban Tangani Gizi Buruk

Pemkab Lamban Tangani Gizi Buruk
TEMBILAHAN (HR)-Meninggalnya SI, balita penderita gizi buruk sekarang menjadi sorotan kalangan masyarakat. Warga Negeri Seribu Parit menilai, pemerintah kabupaten terkesan lamban menangani kasus yang menimpa masyarakat kurang mampu ini.
 
"Kerja mereka itu apa, kok bisa sampai meninggal. Kita miris mendengar berita ada anak yang meninggal karena gizi buruk, semantara disisi lain pejabat kita hidup dengan bermewah-mewaha," kata Ahmad, warga Tembilahan, Senin (7/9).
 
SI sebelumnya tinggal di sebuah gubuk kayu di RT 14 RW 5 Desa Semoga Jaya, Keluharan Harapan Tani, Kecamatan Kempas Indragiri Hilir bersama keuda orangtua dan 6 orang saudaranya.  Ia sempat dirawat di RSUD Puri Husada, dan kondisi terus membaik, bahkan berat badanya juga terus bertambah.
 
Namun belum sampai satu bulan, anak pasangan Safarudin (40) dan Rina (30) itu, dibawa pulang kerumahnya, setelah mendapat izin dari rumah sakit. Setiba di rumah, kondisi SI kembali memburuk. 
 
Sabtu (5/9), SI dibawa kedua orangtua ke RSUD Puri Husada. Namun sayang, hanya berselang satu hari, SI menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Puri Husada Tembilahan.
 
Sementara itu, Bupati Inhil HM Wardan saat ditanya apakah dirinya tak memberikan sanksi kepada pihak rumah sakit dan dinas kesehatan yang terkesan kurang serius menangani persoalan gizi buruk, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia, tak memberikan respon tegas.
 
"Sudah ada arahan saya kepada rumah sakit, puskemas dan puskemas pembantu untuk melakukan antisipasi itu," katanya singkat. (mg4)