Datangi Kejati Riau

HMOK Desak Tuntaskan Megakorupsi di Kampar

HMOK Desak Tuntaskan Megakorupsi di Kampar

PEKANBARU (HR)- Meski hanya berkekuatan empat orang, aktivis dari Himpunan Mahasiswa Ocu Kampar menggelar aksi demonstrasi di Kantor Kejaksaan Tinggi Riau, Senin (24/8). Mereka menuntut agar Kepala Kejati (Kajati) Riau untuk segera menuntaskan proses hukum yang diduga melibatkan Bupati Kampar, Jefry Noer.

Dalam orasinya, Rahmad selaku Koordinator Lapangan (Korlap) menyebut kalau pihak Kejati Riau tidak berani mengusut digaan korupsi yang melibatkan orang nomor satu di Negeri Serambi Mekahnya Riau tersebut. Hal tersebut terlihat dari banyaknya laporan yang mereka sampaikan, namun tidak satupun yang tuntas penanganannya.

"Sudah tiga tahun kami selalu beri laporan. Namun tidak ada kejelasan. Bahkan sudah tiga kali ganti Kajati (Riau)," teriak Rahmad dalam orasinya.

Menurutnya, jika Kajati Riau saat ini Susdiyarto Agus Praptono, juga tidak berani mengusut tuntas megakorupsi seperti pengadaan baju koko di Pemkab Kampar, jalan-jalan ke Eropa dan Proyek P4S, HMOK mendesak agar melimpahkan kasus tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kalau hanya mencari uang di Kampar dan menjadikannya ATM, lebih baik Kajati Riau dan Kajari Bangkinang angkat kaki dari Riau," tegasnya.

Dalam aksinya tersebut, pendemo meminta agar Kajati Riau menemui mereka. Namun, oleh Asisten Intelijen Kejati Riau, M Naim, menyebut kalau saat ini Kajati Riau tidak berada di tempat karena ada tugas di luar daerah. Tidak percaya, Rahmad selaku Korlap berupaya untuk membuktikan perkataan M Naim, dengan melakukan pengecekan ke ruang Kajati Riau. Hasilnya, memang Kajati Riau tidak berada di ruang kerjanya.

"Di saat jam kerja, Kajati Riau malah tidak berada di tempat. Seharusnya dia berada disini untuk menyelesaikan perkara-perkara yang ditanganinya," sindir Rahmad.

Dari pengamatan Haluan Riau, keempat demonstran ini membentang spanduk tuntutan. Anehnya, selain nama Bupati Kampar, Jefry Noer. Ada satu nama mantan Bupati yang terlihat jelas di spanduk dicoret namanya. Nama bupati yang dicoret dengan tinta merah itu, Herliyan Saleh. Tidak diketahui apakah keempat demonstran ini juga awalnya berniat untuk berdemo untuk kasus dugaan korupsi yang menyandang Herliyan Saleh.(dod)