Jadikan Riau Sebagai Pusat Melayu

OK Nizamil Didaulat Sebagai Ketua MKA LAM

OK Nizamil Didaulat Sebagai Ketua MKA LAM

PEKANBARU (HR)-OK Nizamil didaulat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu (MKA LAM) Riau, Rabu (12/8). OK didaulat menjadi ketua setelah ketua sebelumnya Tenas Effendi meninggal dunia, beberapa bulan yang lalu.

Penunjukan OK Nizamil sebagai Ketua setelah disepakati oleh seluruh LAM Kabupaten Kota, dan diumumkan pada acara halal bihalal LAM Riau, yang dibacakan oleh ketua harian LAM Riau, Al Azhar. OK Nizamil sendiri sebelumnya merupakan salah seorang ketua dijajaran kepengurusan MKA ketika almarhum Tenas menjabat.

Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan, momen ini merupakan hikmah yang besar. Dan untuk pembaruan kedepan dengan semangat yang lebih baik lagi.

"Tahun ini Pemprov Riau telah menyatakan sebagai tempat tanah tumpah darah melayu. Perlu adanya penyelamatan aset-aset yang ada menyangkut kebudayaan melayu. Komitmen mencapai visi 2020," ujar Plt Gubri

Dijelaskan Plt Gubri, dengan tema Riau tanah tumpah darah melayu (the  homeland of melayu), ini bisa membuktikan dengan keaneragaman di Indonesia ini bisa menjadi satu dalam rangka Bhineka tunggal Ika, dan Riau dengan Melayunya telah memberikan kontribusi.

"Kita bersama-sama satu untuk menyampaikan komitmen ini, dengan kegiatan LAM ini, dengan kebudayaan melayu yang kuat dan menjadikan Riau sebagai pusat melayu," ungkap Plt.

Sementara itu, Ketua Harian LAM Riau Al Azhar, mengatakan tema yang digagas oleh Pemprov Riau dengan the homeland of melayu ini cukup baik, namun masih banyak agenda lain yang harus lebih diperhatikan oleh Pemprov Riau dalam mengembangkan kebudayaan melayu di Riau.

"Banyak yang pesimis denga visi Riau 2020. Sejauh ini belum ada bukti nyata dari di bidang melayu. The homeland of melayu baik, tapi saat ini yang kita butuhkan apa yang akan diperbuat, apa yang dilakukan dan seperti apa kita tidak tau. Inilah yang kita inginkan agenda tentang melayu ini yang perlu di pertimbangkan, dan diumumkan ke masyarakat," tegas Al Azhar.

Dijelaskan Al Azhar, melayu bukan saja cagar budaya, melayu tidak hanya sebagai warisan, tetapi bagaimana menciptakan warisan tersebut.

"Generasi sekarang perlu dimotifasi bagaimana funsi budaya melayu, bagaimana warisan kita ini dipelihara dan dijaga nilai-nilai luhurnya, dengan menjalankaan fungsinya," tutupnya. nur