Anggaran Dipangkas

Petani Kelapa tak Lagi Diperhatikan

Petani Kelapa tak Lagi Diperhatikan

TEMBILAHAN (HR)-Jeritan petani kelapa tampaknya tak lagi mendapat perhatian pemerintah daerah Kabupaten Indragiri Hilir. Pasalnya, setelah tiga tahun terabaikan hingga kini upaya penyelamatan tak kunjung dilakukan. Bahkan anggarannya dipangkas.
Sementara ribuan hektare perkebunan kelapa masyarakat telah rusak parah diterjang  air laut, akibat tidak lakukan pembangunan tanggul.

Kondisi ini yang juga memacu jual beli lahan ke perusahaan marak terjadi di Negeri Seribu Parit. Mirisnya lagi, tak hanya pembangunan tanggul yang tertunda, anggaran pada Dinas Perkebunan Kabupaten Inhil juga dipangkas Pemkab dari Rp40 miliar menjadi Rp10 miliar.

Padahal, sebelumnya Bupati Inhil HM Wardan, berkomitmen akan mengembalikan kejayaan kelapa, diantaranya menjadikan buah kelapa sebagai ikon Inhil dan perbanyak melakukan penanaman pohon kelapa di sepanjang jalan menuju pusat Kota Tembilahan. Apalagi, mayoritas masyarakat Inhil bergantung hidup dari hasi perkelapaan. Sehingga upaya penyelamatan sangat dibutuhkan petani kelapa, guna menenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hal ini tak bisa hanya sekedar wacana, perlu tindakan nyata dan cepat dari Pemkab.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Komisi II Edi Gunawan, menilai dengan melakukan pemotogan anggaran, sama artinya Pemkab tak serius mengatasi keluh kesah dan penderitaan yang dirasakan oleh petani selama ini.

“Bayangkan, sudah tiga tahun masyarakat menunggu pembangunan tanggul ini, tapi hingga saat ini pelaksanaan belum juga dilakukan, ditambah pemangkasan anggaran. Ini semakin menunjukkan bahwa pemerintah daerah tak berpihak kepada masyarakat,"  ujarnya, Senin (28/4).

Kekecewan Edi bukan tanpa alasan, ia bersama anggota DPRD lainya telah berusaha agar pengesahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Inhil tahun 2015 dapat disahkan November silam.

Namun faktanya telah memasuki penghujung April, pembangunan tanggul belum juga ada tanda akan dimulai. Selanjutnya, ia mengingatkan jika upaya penyelamatan terus ditunda, maka kerusakan perkebunan kelapa warga hari demi hari semakin meluas dan lebih banyak, dan perkebunan kelapa merupakan jantung perekonomian bagi masyarakat akan parah.

 "Kerusakan kebun kelapa saat ini sudah sangat  memprihatinkan dan kompleks. Jadi permasalahan ini bukan main-main, perlu ditanggap serius oleh pemerintah daerah. Bukan lampu kelapa yang lebih diprioritaskan,” tandasnya.

Ia juga risih saat mendengar, Bupati bangga disebut "bapak kelapa” disaat kondisi perkelapaan di Inhil rusak parah dan harganya pun anjlok. (mg3)