5.000 Hektare Lahan Terendam

Ahad, 14 Agustus 2016 - 23:08 WIB
adv/humas Tampak aliran Sungai Bangko tersumbat yang mengakibatkan 5.000-an hektare lahan warga terendam banjir.

Bangko Pusako- Sudah berbilang tahun Sungai Bangko di Kecamatan Bangko, tersumbat. Selama itu pula 5000 hektare lebih lahan warga di enam kepenghuluan di alur sungai itu terlantar karena terendam banjir.


Enam kepenghuluan itu adalah Kepenghuluan Bangko Bakti, Bangko Pusaka, Mas Raya, Bangko Sempurna, Menggala dan Kepenghuluan Siarang-arang.


Masyarakat meminta pihak berwenang melakukan pembersihan di sepanjang sungai ini agar lahan yang mereka tanami dengan kebun sawit itu bisa segera berbuah dan meningkatkan perekonomian mereka.


"Lahan saya ada dua hektare di pinggir sungai itu, tapi sudah delapan tahun tidak terurus karena terendam banjir setiap tahun," ungkap Marian Sinaga, salah seorang warga Bangko Balam, Minggu (14/8).


Diterangkan Marian, diperkirakan aliran Sungai Bangko yang perlu di bersihkan itu sepanjang 30 Km dengan lebar empat meter. Sepanjang aliran sungai itu, telah tertutupi oleh rumput tebal jenis oma-oma. Sehingga, saat musim penghujan, air meluap ke lahan warga dan sangat susah untuk surut saat musim kemarau.


"Saking tebalnya rumput itu, kita bisa berjalan di atas sungai. Tidak akan tenggelam kita," sebutnya.


Hal yang sama juga diungkapkan Taufik, salah seorang warga Kepenghuluan Bangko Pusaka merasa sudah bosan mengelola lahannya yang ada di pinggir Sungai Bangko karena sudah langganan banjir tiap tahun.


"Percuma dikerjain, kalau musim hujan kita tak bisa kerja di sana," katanya.


Bukan hanya itu lanjut Taufik, jika musim kemarau seperti saat ini sebagian lahan warga juga tidak bisa dikelola karena setiap tahun juga langganan kebakaran. Kebun sawit yang ditanam menjadi percuma. "Percuma ditanam, kalau musin hujan kena banjir, kalau musim kemarau terbakar," urainya.


Taufik juga sangat menyayangkan keberadaan dua perusahaan perkebunan sawit yakni PT Mas Raya dan PT Tunggal Mitra yang juga berada di sekitaran wilayah Sungai Bangko, tidak ada perhatiannya terhadap kondisi sungai.


Selama beroperasi di Rohil ini, tanggung jawab perusahaan untuk membersihkan Sungai Bangko tidak pernah dilakukannya. Dua perusahaan itu, hanya membersihkan sungai yang berbatasan di lokasinya masing-masing.


"Perusahaan yang sejatinya punya program CSR juga tidak berjalan, seharusnya perusahaan itu mau membersihkan Sungai Bangko," jelasnya.
Selain itu, permasalah pembersihan sungai Bangko juga sudah sering disampaikan masyarakat melalui proposal dan usulan Musrenbang desa kepada Pemerintah Kabupaten Rohil. Namun, hingga sekarang, belum ada tanda-tanda dari pemerintah untuk membersihkannya.


"Sudah pernah diajukan permohonan ke bupati, terakhirnya awal 2014 jelang pileg kemarin, tapi juga tidak ada hasil," tandasnya. (adv/humas)

Editor:

Terkini

Terpopuler