OJK tak Permasalahkan Bank di Singapura

Sabtu, 23 Juli 2016 - 09:02 WIB
JAKARTA (riaumandiri.co)-Kebijakan Pemerintah Indonesia memberlakukan pengampunan pajak atau tax amnesty, ternyata berdampak terhadap negara lain, yang selama ini menjadi tempat penyimpanan dana Warga Negara Indonesia.
 
Bahkan, perbankan di Singapura disebut-sebut berusaha menyaingi program itu, dengan memberikan insentif kepada nasabahnya yang merupakan WNI. Tujuannya supaya mereka tidak jadi membawa dana OJK mereka 'pulang kampung' ke Tanah Air.
 
Terkait hal itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad, mengaku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Meski tidak tahu secara persis, namun ia menilai lebih baik pemerintah semua pihak terkait fokus dalam implementasi kebijakan.
 
"Bagi kita fokus pada apa yang kita kerjakan. Artinya kita ciptakan produk keuangan yang bagus dan menarik," ujarnya di Kantor OJK, Jumat (22/7).
 
Menurutnya, bagi pelaku industri keuangan di dalam negeri, harus mengoptimalkan berbagai layanan dan fasilitas. Termasuk menciptakan produk yang menarik bagi peserta tax amnesty.
 
"Saya kira yang ditempuh selama ini memncoba memberikan layanan yang optimal bagi siapa saja, terutama yang ingin memanfaatkan layanan tax amnesty," tambahnya.
 
Sebelumnya, perihal adanya pemberian intensif bagi WNI yang menjadi nasabah bank di Singapura, diungkapkan Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani. Menurutnya, kalangan dunia usaha mengaku ada informasi penawaran dari bank-bank yang berada di Singapura agar dana tersebut tidak dibawa pulang ke Tanah Air.
 
"Ini khususnya pengusaha-pengusaha besar, bahwa ya sudah deklarasi saja duitnya tetapi di Singapura dan tebusan deklarasinya 4 peren mereka yang bayarkan. Jadi itu memang sudah ditawarkan oleh bank-bank besar di Singapura," ujarnya.
 
Sama halnya dengan Muliaman, Rosan mengaku pihaknya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Bahkan menurutnya, sikap perbankan di Singapura itu membuktikan bahwa benar banyak dana dari Indonesia yang disimpan di negara tetangga itu.
 
"Kalau pengusaha lihatnya, mereka mau berusaha ya biarin saja sah-sah aja. Tapi kalau buat kita, dengan Singapura coba menahan tax amnesty Indonesia, artinya memang ada dana signifikan. Kalau tidak begitu, mereka tak akan memberikan insentif kepada para pengusaha," paparnya.
 
Rosan mengaku telah bertemu dengan Kadin Singapura beberapa waktu lalu untuk membahas program tax amnesty. Menurut Rosan, hal ini adalah cara untuk membangun Indonesia.
 
"Mereka bela negaranya, sama juga saya membela negara saya dengan sepenuh hati, saya mengatakan ini kan insentif di mana kita juga ingin bangun negara kita juga, selama ini kan sudah banyak nih duit dari Indonesia, jadi sekarang sudah saatnya duitnya balik ke Indonesia untuk pembangunan negara kita," jelas Rosan.
 
Rosan meyakini program tax amnesty akan berhasil dengan banyaknya dana yang masuk ke dalam negeri meskipun masih sulit untuk diperkirakan nominalnya.
 
"Kalau dibilang dana repatriasinya berapa, kita terus terang agak sulit ya, karena tidak ada satu orang pun yang tau pastinya duit di luar negeri berapa, semuanya perkiraan. Tapi kita mengharapkan program berjalan dengan baik dan idealnya dana yang masuk lebih banyak dan juga bisa untuk membangun kepentingan rakyat kita," ujarnya.
 
Rosan menambahkan, bahwa anggapan sebagian masyarakat mengenai program tax amnesty untuk kepentingan konglomerat adalah salah. Sebaliknya, program ini justru diharapkan membawa keterbukaan perpajakan dari seluruh kalangan masyarakat.
 
"Program ini tidak hanya untuk konglomerat, tapi juga untuk masyarakat di kalangan menengah juga karena dana tax amnesty akan dimasukkan untuk pembangunan negara kita sendiri," imbuhnya
 
Program tax amnesty telah berjalan selama beberapa hari. Sosialisasi harus terus dilakukan secara berkesinambungan, agar masyarakat semakin paham dan kemudian mengikuti program tersebut.
 
"Karena ini hal yang perlu disosialisasikan secara baik. Dan dari beberapa kegiatan sosialisasi antusiasme besar sekali. Saya ikut di Surabaya minggu lalu, ribuan orang ikut, semalam di Medan," ujarnya.
 
"Artinya yang saya saksikan dari antusiasme dan bentuk pertanyaan, mereka ingin tahu apa yang bisa dilakukan. Ingin tahu secara detail. Ya tugas kita ya sosialisasi," tegas Muliaman. (bbs, dtc, ral, sis)

Editor:

Terkini

Terpopuler