Upaya Alternatif Cegah Karlahut

Senin, 11 April 2016 - 09:05 WIB
Pangdam I Bukit Barisan, May Jen TNI Lodewyk Pusung ketika melakukan kunjungan untuk memantau penerapan Water Management RAPP di TPK 10 Estate Pelalawan, Februari lalu.

PANGKALAN KERINCI - Gambut merupakan jenis tanah yang banyak mengandung sisa-sisa tumbuhan yang mati, dimana sebagian besar komposisi gambut berupa air.

Pada musim hujan, lahan gambut mampu menyimpan banyak air, namun saat musim kemarau air tersebut akan dilepaskan secara perlahan.

Ketika lahan tersebut kering, gambut menjadi sangat mudah terbakar, yang berdampak munculnya asap tebal. Lahan gambut yang terbakar akan sangat sulit diipadamkan karena lahan gambut dapat kering  hingga kedalaman tertentu.

Untuk mencegah terjadinya kekeringan dan kebakaran di lahan gambut, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) telah menerapkan teknologi ekohidro pada kanal-kanal yang terdapat di lahan operasional perusahaan.

Teknologi ini dibuat khusus untuk menjaga tinggi permukaan air (water level management) sehingga tanaman industri seperti pohon akasia, dapat tumbuh subur sekaligus kelembaban lahan gambut tetap terjaga. Kanal ini (khususnya kanal primer), juga dimanfaatkan untuk kepentingan transportasi air.

"Ekohidro merupakan salah satu sistem pengaturan air yang diimplementasikan oleh perusahaan khusus di lahan gambut yang dibuat berjenjeng seperti sisir (by pass sisir).

Air diatur, dibuang dan dipertahankan sesuai kebutuhan dan musim. Dengan demikian, keasrian gambut tetap terjaga. Emisi, subsidensi, bahaya kebakaran dan kerusakan tanah semakin jauh kemungkinannya untuk terjadi," jelas Peatland Water Management RAPP, Romi Wahyuni.

Pria berkacamata ini melanjutkan, RAPP terus berupaya mengembangkan teknologi yang telah dikaji oleh para ahli dari Deltares, CARBOPEAT, ProForest, dan  Universitas Leicester (Inggris), Universitas Wageningen (Belanda) dan Universitas Helsinki (Finlandia) ini.

 Seperti pengunaan model telemetic water gate and loggers untuk mendukung sistem pengaturan air. Telematic water gate ini dapat dikendalikan dari jarak jauh karena dikombinasikan dengan teknologi telemetri yang didukung oleh jaringan GSM.

"Hal tersebut digunakan untuk mengendalikan drainase secara real time. Dengan menerapkan teknologi telemetri ini, pengaturan muka air di kawasan HTI yang dikelola dapat dilakukan secara lebih akurat," terangnya.
Romi melanjutkan, teknologi ini terus dikembangkan oleh perusahaan.

Sebab, penerapan teknologi ekohidro dapat memberikan manfaat bagi keberagaman hayati, meminimalisir degradasi lahan gambut, mengurangi emisi karbon, dan dapat mencegah terjadinya kebakaran.

"Sistem tata kelola air ini juga dinilai sebagai cara yang efektif untuk mengelola lahan gambut.

 Menurut Pak Basuki Sumawinata, seorang ahli gambut dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ketika berdiskusi dengan RAPP beberapa waktu yang lalu, menyatakan lahan gambut sesungguhnya dapat dimanfaatkan dan dikelola guna mendukung peningkatan perekonomian masyarakat.

 Kunci penting dalam pengelolaan lahan gambut dapat dilakukan melalui pengelolaan tata air secara baik dengan pembatasan drainase pada kawasan budidaya dan melindungi sistem hutan rawa gambut yang dilestarikan," jelas Romi.

Sementara itu, menurut pakar gambut dari Universitas Riau, Dr.

Wawan menilai pengelolaan ekosistem gambut menggunakan teknologi mampu menjaga kelestarian lahan gambut.  Tidak hanya lahan gambut, teknologi

Editor:

Terkini

Terpopuler