Bank Permata akan Rights Issue Rp5,5 T

Sabtu, 20 Februari 2016 - 09:55 WIB
ilustrasi

Jakarta (riaumandiri.co)-Bank milik Grup Astra, PT Bank Permata Tbk berencana menggelar mengeluarkan saham dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (rights issue) hingga mencapai Rp5,5 triliun tahun ini.

Direktur Utama Bank Permata Roy Arfandy mengatakan, perseroan berencana melakukan rights issue untuk mengantisipasi adanya ketentuan Basel III atau aturan baru penguatan modal dan likuiditas perbankan.

"Sebagai upaya untuk memperkuat lebih jauh tingkat permodalan guna mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan serta ketatan terhadap ketentuan-ketentuan terbaru Basel III, Permata Bank berencana untuk melakukan rights issue senilai hingga Rp5,5 triliun pada semester ini dengan dukungan dari kedua pemegang saham utamanya,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (19/2).

Roy menyatakan, manajemen akan tetap optimis, tetapi berhati-hati pada tahun 2016. Khususnya mengingat kondisi lingkungan saat ini. Dia memfokuskan upaya pada peningkatan kualitas aset, memperkuat permodalan dan pertumbuhan aset secara selektif.

"Kami juga akan terus mencari peluang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dengan mengelola efisiensi operasional serta mengembangkan kemampuan transaction banking kami,” tambah Roy.

Adapun dalam keter bukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, manajemen Bank Permata menyatakan menerbitkan 21,2 miliar lembar saham kelas B dengan nilai nominal Rp125 per lembar. Perusahaan berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 29 Maret 2016 untuk meminta restu dari pemegang saham.

Ia menyatakan, penguatan modal sebenarnya sudah dilakukan perusahaan sejak tahun 2015. Roy merinci, hal itu dibuktikan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) pada akhir tahun lalu yang mencapai 15 persen, naik 142 bps dibandingkan akhir 2014 yang mencapai 13,6 persen.

Sementara, lanjutnya, di lihat dari rasio modal inti utama (core equity tier-1/CET-1), tercatat sebesar 10,7 persen, naik dari 2014 yang sebesar 9,1 persen. Peningkatan CAR juga seiring dengan penaikan ekuitas sebesar 10 persen mencapai Rp18,8 triliun pada akhir 2015.

"Kami tetap setia pada nilai-nilai kami dan yakin bahwa Bank Permata berada pada posisi yang baik untuk mengatasi dinamika tantangan ini,” jelasnya.

Sementara itu, dari sisi kinerja keuangan, sepanjang 2015 Bank Permata meraup laba bersih sebesar Rp247 miliar, anjlok 84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jebloknya laba bersih disebabkan meningkatnya biaya provisi demi menopang kualitas aset perseroan.

Padahal, pendapatan bunga bersih Bank Permata tercatat meningkat 14 persen ke angka Rp6,5 triliun akibat margin bunga bersih yang mencapai 4 persen, naik dibandingkan akhir 2014 yang baru 3,6 persen. Pendapatan berbasis komisi (fee based income) juga meningkat 20 persen ke angka Rp2,05 triliun didorong oleh transaction banking dan e-channel, wealth management dan treasury.

Adapun rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross dan nett Bank Permata meningkat pada 2015. NPL gross pada 2015 tercatat mencapai 2,74 persen, naik dari 1,7 persen di tahun 2014. Sementara, NPL nett pada 2015 sebesar 1,4 persen, naik dari 0,63 persen di 2014.

Lebih lanjut, peningkatan NPL ini disebabkan adanya penurunan kredit di semua sektor, yang secara total turun 3 persen ke angka Rp128 triliun dan diikuti oleh penurunan aset sebesar 1 persen ke angka Rp183 triliun.(cnn/mel)

Editor:

Terkini

Terpopuler