BKP Riau Galakkan Program Aku Cinta Pangan Lokal

Rabu, 09 Desember 2015 - 09:52 WIB
Darmansyah Baru

PEKANBARU (HR)- Bersempena peringatan Hari Pangan Sedunia ke-35 tahun 2015, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau, akan menggelar beberapa kegiatan. BKP Riau juga akan mengkampanyekan pangan lokal dengan motto 'Aku Cinta Pangan Lokal'.

Kegiatan yang akan digelar yakni, pencanangan pangan lokal, penyerahan hadiah untuk lima kategori perlombaan yang telah dilaksanakan, disertai dengan membuka bazar produk pangan lokal dari seluruh kabupaten dan lintas kota.

Kepala BKP Riau, Ir Darmansyah mengatakan, acara tersebut akan digelar Kamis (10/12), bertempat di halaman Komplek Gubernuran, Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Rencananya akan dibuka langsung Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, diikuti sejumlah peserta ditambah dengan 1.000 orang pelajar dari sejumlah sekolah yang ada di Kota Pekanbaru.

Dalam kegiatan itu nanti, kata Darmansyah, akan disosialisakan kepada seluruh pelajar tentang diversifikasi pangan, artinya adalah makanan yang tidak terpusat pada nasi saja.

Hal itu memandang masih banyaknya masyarakat yang memiliki pola pikir bahwa pangan hanya disimbolkan dengan beras semata. Padahal masih banyak sumber pangan lain yang dapat dimanfaatkan untuk mengganti atau melengkapi dari konsumsi beras.
Seperti singkong, ubi jalar, sagu, jagung, kentang, dan masih banyak bahan alternatif lain yang nilai gizinya tidak kalah, bahkan memiliki kelebihan dibandingkan dengan beras.

"Nanti, kita dari BKP Riau akan memperkenalkan pangan lokal pengganti beras dan terigu, diantaranya dengan menghadirkan beberapa makanan. Diantaranya, mi goreng sagu, jagung, lepat pisang sagu, pergedel jagung, onde- onde ubi ungu, kroket singkong, kue kukus singkong, onde- onde ubi talas, lepat jagung, dan makanan lainnya," kata Darmansyah.

Menurut Kepala Badan BKP Riau itu, diversifikasi pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan. Tidak hanya sebagai upaya mengurangi ketergantungan

BKP
pada beras, tetapi juga upaya peningkatan perbaikan gizi untuk mendapatkan manusia yang berkualitas dan mampu berdaya saing dalam percaturan globalisasi.

Hal itu juga diperkuat dengan adanya Undang- undang No. 18 Tahun 2012, tentang pangan, yang mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan nasional.

Mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan merupakan hal mendasar yang sangat besar arti dan manfaatnya untuk mendukung pelaksanaan kebijakan terkait penyelenggaraan pangan di Indonesia.

Disebutkannya, penyelenggaraan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memproduksi pangan secara mandiri, menyediakan pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi konsumsi masyarakat, mewujudkan tingkat kecukupan pangan, terutama pangan pokok dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

"Tujuan lain adalah untuk mempermudah atau meningkatkan akses pangan bagi masyarakat, terutama masyarakat rawan pangan dan gizi, meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pangan di pasar dalam negeri dan luar negeri, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi masyarakat," katanya.

Intinya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bagi petani, nelayan, pembudi daya ikan, dan pelaku usaha pangan dan melindungi dan mengembangkan kekayaan sumber daya pangan nasional. Kemudian juga sesuai dengan salah satu program didalam Nawacita dari Presiden RI, Joko Widodo.

Untuk itu, kata Darmansyah, Badan Ketahan Pangan diberikan tugas harus mampu menghitung ketersediaan pangan, kususnya  di Provinsi Riau. Dengan demikian yang harus diperhatikan pertama adalah tentang kemampuan produksi.

Selain itu khusus secara general untuk bahan pangan pokok, rata- rata untuk di Riau 60 persen tergantung dari provinsi lain, kecuali untuk ayam pedaging. Mulai dari sayur, buah, beras, jagung, dan kedelai, di Riau ini yang surplus atau melebihi hasil adalah sagu, yang terdapat di Meranti, Indragiri Hilir dan Bengkalis.

"Karena kita tahu kondisi Riau seperti yang disebutkan, karena itulah BKP Riau memprogramkan cadangan pangan Pemerintah Daerah, 200 ton untuk di provinsi dan masing- masing 100 ton untuk tingkat bupati dan walikota. Kita juga menggalakkan cadangan masyarakat, kita bantu gudangnya dengan mengisi cadangan pangannya. Kemudian kita gali cadangan pangan alternatif, pengganti beras, jadi seandainya nanti terjadi keadaan darurat, kita harus menggali sumber pangan yang ada. Seperti sagu dan umbi- umbian," kata Darmansyah lagi.

Selain mensosialisasikan tentang diversifikasi pangan, dalam kegiatan tersebut juga akan diberikan penghargaan dari perlombaan yang telah diadakan BKP Riau untuk lima kategori, diantaranya, Kategori pembina ketahanan pangan, Pelopor ketahanan pangan, Pelayanan ketahan pangan, Pelaku pembangunan ketahan pangan, dan terkahir adalah untuk kategori Pemangku ketahan pangan.

Dilanjutkan dengan mengadakan Rapat Koordinasi dengan Dewan Ketahanan Pangan yang dipimpin oleh Plt Gubernur, diikuti para bupati, Kepala Bappeda dan Kepala BKP se- Provinsi Riau.

Diharapkan melalui Rakor itu menghasilkan rumusan- rumusan yang dapat meningkatkan langkah nyata untuk mewujudkan ketahanan pangan, khususnya di Riau. Untuk diketahui HPS itu secara nasional telah dilakukan di Palembang, Sumatera Selatan, yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal 16 Oktober, sedangkan di Riau sendiri akan dilaksanakan pada 10 Desember 2015.(her).

Editor:

Terkini

Terpopuler