Aliran TBS dari Tesso Nilo

Ahad, 08 November 2015 - 08:52 WIB
Ilustrasi

Dari penelusuran aliran TBS dan CPO pada 3 mills milik Wilmar, 4 mills milik Asian Agri, 2 mills milik Musim Mas dan 1 mills milik Gandaerah Hendana.
Pertimbangan pemilihan ini berdasarkan pada kedekatan lokasi pabrik-pabrik tersebut dengan Kompleks hutan Tesso Nilo.
Berdasarkan hasil investigasi, tidak ditemukan indikasi bahwa pabrik Musim Mas dan Grup Gandaerah Hendana memperoleh TBS dari Kompleks hutan Tesso Nilo. Namun demikian indikasi tersebut ditemukan pada perusahaan dari kelompok Wilmar dan Asian Agri.
Mills milik Wilmar
Dalam kurun waktu investigasi, ditemukan tiga mills milik PT Citra Riau Sarana (Grup Wilmar) di dekat Kompleks hutan Tesso Nilo telah menerima TBS yang ditanam secara ilegal di Kompleks hutan Tesso Nilo.
Data resmi pemerintah mengindikasikan bahwa setiap mills milik Wilmar tersebut memiliki kapasitas pengolahan TBS sebesar 60 ton per jam.

Ditemukan:
- Satu rute aliran perdagangan TBS yang ditanam secara ilegal dari dalam konsesi IUPHHK PT Hutan Sola Lestari ke pabrik PT Citra Riau Sarana I milik Wilmar.
- Tiga rute aliran perdagangan TBS yang ditanam secara ilegal dari dalam Taman Nasional Tesso Nilo ke pabrik PT Citra Riau Sarana II dan III milik Wilmar.
- Dua rute aliran perdagangan CPO dari pabrik PT. Citra Riau Sarana I dan II ke pabrik pengolahan Nabati Indonesia milik Wilmar.

Mills Asian Agri
Dua pabrik CPO PT Inti Indosawit Subur dan satu pabrik CPO PT Mitra Unggul Pusaka milik Asian Agri terindikasi telah menerima TBS yang berasal dari Kompleks hutan Tesso Nilo. Setiap pabrik memiliki kemampuan pengolahan TBS sebesar 60 ton per jam. 23
Ditemukan:
- Satu rute aliran TBS yang ditanam di dalam konsesi HPH PT Siak Raya Timber ke pabrik PT Mitra Unggul Pusaka milik Asian Agri.

- Empat rute aliran TBS yang ditanam di dalam Taman Nasional Tesso Nilo ke pabrik PT Inti Indosawit Subur Ukui milik Asian Agri
- Satu rute aliran CPO yang berasal dari pabrik PT. Inti Indosawit Subur Ukui II milik Asian Agri ke Pelabuhan Dumai (Indonesia).***
Sumber: WWF Indonesia

Editor:

Terkini

Terpopuler