Diguyur Hujan, Kabut Asap Makin Pekat

Selasa, 29 September 2015 - 22:42 WIB
Ilustrasi

BENGKALIS (HR)-Diguyur hujan lebat, Senin (28/9) petang sekitar 40 menit, namun Selasa (29/9) pagi kondisi udara di sebahagian besar wilayah Kabupaten Bengkalis justru diselimuti kabut asap yang tebal dan pekat. Diperkirakan Indeks Standar Pencemaran Udara sudah berada di angka 600.

Selain itu, mayoritas sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, SLTP dan SLTA diliburkan, ada beberapa sekolah tetap melaksanakan aktivitas belajar mengajar di tengah kabut asap. Bahkan ada warga masyarakat yang tidak peduli sama sekali dengan kesehatan anaknya, membawa anak-anaknya yang masih di bawah umur bahkan balita keluar rumah dengan sepeda motor tanpa mengenakan masker.

Informasi dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bengkalis menyebutkan, ISPU sudah mencapai angka 600-an. Artinya, kondisi udara Bengkalis sudah masuk kategori berbahaya buat kesehatan. Disampaikan Kepala BLH Arman AA, semakin pekatnya kabut asap harus diwaspadai seluruh elemen masyarakat, dengan menjaga kesehatan serta melindungi anak-anaknya dari bahaya kabut asap.

“Udara yang kita hirup sekarang kandungan oksigennya sudah jauh berkurang. Ditambah lagi dengan kabut asap tebal yang menutupi udara Bengkalis sudah mengandung partikel-partikel yang membahayakan kesehatan. Bau asapnya-pun sudah terasa ketika kita bernafas,” terang Arman.

Ia kembali mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker bila keluar rumah dengan sepeda motor atau berjalan kaki, khususnya melindungi anak-anak. Sebab dampak dari kabut asap sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama paru-paru karena udara yang dihirup sudah tidak sehat lagi bagi pertumbuhan manusia.

Menyikapi kondisi asap yang tepal, Penjabat Bupati Bengkalis H Ahmad Syah Harrofie menegaskan, pihak sekolah dipersilakan mengambil kebijakan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar, jika memang dirasa kondisi asap sudah pada tahap membahayakan.

 "Meskipun belum ada pemberitahuan atau instruksi dari Dinas Pendidikan (Disdik), silakan ambil kebijakan sendiri, apabila memang kondisi kabut asap sudah mengharuskan proses belajar mengajar di sekolah diliburkan," tegas Ahmad Syah di Pekanbaru, Selasa (29/9).

Ahmad Syah mengatakan hal tersebut setelah memperoleh laporan bahwa kondisi kabut asap di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini saat ini semakin tidak sehat. Sementara disisi lain sebagian sekolah ada yang meliburkan anak didiknya, sedangkan sebagian lainnya lagi justru sebaliknya dengan alasan tidak ada pemberitahuan resmi dari Disdik.***

Editor:

Terkini

Terpopuler