Iklan Natal McDonald’s Berbasis AI yang Bikin Muram hingga Ditarik

Kamis, 11 Desember 2025 - 14:00 WIB
Potongan adegan dari materi promosi video McDonald's. (Foto: McDonald's)

Riaumandiri.co - McDonald’s kembali jadi topik pembicaraan setelah merilis iklan Natal yang menggunakan teknologi generatif. Iklan itu memperlihatkan suasana liburan yang terasa begitu gelap, melelahkan, dan penuh tekanan. Tidak lama setelah tayang, iklan tersebut ditarik. Meskipun pihak McDonald’s menyebutnya sebagai “pembelajaran penting”, banyak orang masih meragukan apakah perusahaan benar-benar akan berhenti memakai cara serupa.

Iklan menggambarkan Natal sebagai masa yang penuh tekanan dan gelap.

Tengah situasi yang penuh emosi itu, McDonald’s mencoba menyampaikan pesan: setidaknya ada makanan cepat saji yang bisa dinikmati sebelum semuanya memburuk. Namun, pendekatan ini langsung dikecam. Apalagi setelah terungkap bahwa seluruh iklan dibuat dengan kecerdasan buatan.

Theodore McKenzie dari 80 Level menyebut iklan itu sebagai “iklan terburuk tahun ini”, karena tampilannya yang aneh dan nuansa sinis terhadap Natal.

Di media sosial banyak orang juga mengecamnya. Protes yang muncul begitu keras hingga pernyataan pembelaan dari Melanie Bridge, CEO The Sweetshop, penyedia iklan tersebut, akhirnya tidak tersedia lagi.

Dalam pernyataan yang sudah terdistribusi, Bridge mengungkap proses pembuatan iklan yang dilakukan hampir tanpa tidur selama tujuh minggu.

Menurutnya, prosesnya tetap melibatkan kreativitas manusia, meskipun semua visualnya dihasilkan oleh mesin. Ia bersikeras bahwa ini bukan “trik AI”, tetapi lebih pada gabungan niat, teknologi, dan kerja keras.

Namun, bagi banyak orang, pernyataan tersebut justru memperkuat kekhawatiran bahwa industri semakin bergantung pada AI untuk menciptakan konten yang kurang hidup, bahkan mengorbankan unsur manusiawi yang seharusnya menjadi inti dari sebuah cerita.

Meskipun McDonald’s Belanda menyebut kasus ini sebagai “pembelajaran”, banyak yang yakin perusahaan besar akan tetap terus ber eksperimen menggunakan AI, meski hasilnya tidak disukai publik.(MG/AND)

Editor: Nandra Piliang

Terkini

Terpopuler