Enam Siswa SD Terancam tak Ikut UN

Rabu, 13 Mei 2015 - 09:52 WIB
ilustrasi

RENGAT(HR)-Berada di Pedalaman Taman Nasional Bukti Tiga Puluh, Enam anak warga Suku Talang Mamak yang belajar di Sanggar Belajar di Dusun Sadan, Rantau Langsat, Batang Gansal, terancam tak Ujian Nasional SD. Ini lantaran tak punya biaya transportasi menuju SDN 004 Rantau Langsat, dan harus menempuh perjalanan satu hari menyewa sampan.

Hal ini diketahui dari dua guru Sanggar Belajar Sadan, Mulyadi, dan Syafarudin alias Tatung ketika menyambangi kantor PWI Inhu, Selasa (12/5) di Pematang Reba. Untuk membawa enam siswa dari Dusun Sadan menuju SDN 004 Rantau Langsat, membutuhkan biaya Rp1,6 juta. Ini untuk biaya sewa sampan pulang pergi dusun Sadan-Desa Rantau Langsat.

"Honor kami tak cukup memenuhi biaya sewa sampan. Belum lagi biaya makan selama empat hari mengkuti UN di SDN 004 Rantau Langsat," sebut Mulyadi.

Namun jika berjalan kaki memakan waktu dua hari dua malam melintasi hutan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT).
Peristiwa ini terjadi setiap tahun menjelang UN SD. Tahun 2014, ada dua siswa yang mengikuti UN, terpaksa diungsikan selama empat hari agar bisa ikut ujian.

Tahun ini, enam siswa Sanggar Belajar Sadan kembali terdaftar sebagai peserta UN. Mereka juga diungsikan selama empat hari di Desa Rantau Langsat. Dua orang guru ini harus memikirkan biaya pembelian baju seragam agar enam siswa dapat mengikuti ujian.

"Selama ini anak-anak belajar pakaian biasa, gak ada seragam, bahkan tidak pakai sepatu. Jadi kami berupaya agar enam siswa punya seragam biar bisa ikut ujian," tuturnya.

Enam siswa yang mengikuti UN tersebut, yakni Lisen, Ariyanti, Rido, Pinros, Nardiansyah dan Roni. Dari enam siswa, empat siswa saat ini sudah berada di desa Rantau Langsat. Dua orang siswa lainnya masih menungu di Dusun Sadan.

"Empat siswa yang sudah berada di Rantau Langsat mengikuti belajar dan try out bersama siswa kelas VI lainnya di SDN 04 Rantau Langsat. Kami berharap para siswa bisa lulus dan dapat mewujudkan impian mereka kelak," ujar mereka penuh harap. (eka)
 

Editor:

Terkini

Terpopuler