Pendidikan Tanggung Jawab Kita Bersama

Senin, 04 Mei 2015 - 12:03 WIB
Bupati Kampar, Jefry Noer, menyerahkan penghargaan kepada siswa berprestasi, bersempena Hari Pendidikan Nasional, Sabtu (2/5).

BANGKINANG (HR)- Mulai hari ini, kita harus mengubah perspektif bahwa pendidikan bukan hanya urusan kedinasan di pemerintahan, melainkan juga urusan kita bersama dan ikhtiar memajukan pendidikan adalah tanggung jawab kita semua.

Demikian ungkapan Bupati Kampar H. Jefry Noer ketika menjadi inspektur upacara pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2015 di Lapangan Pelajar, Bangkinang, yang dihadiri seluruh PNS dan THL, serta pelajar di jajaran Pemerintah Kabupaten Kampar, Sabtu (2/5).

Jefry Noer mengatakan hal ini ketika membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Anies Baswedan. Lebih lanjut Jefry Noer menyampaikan, ikhtiar besar untuk pendidikan ini hanya akan bisa terwujud apabila semua pihak terus bekerja keras dan makin membuka lebar partisipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pendidikan.

Jefry mengungkapkan,  wajah masa depan bangsa berada di ruang-ruang kelas. Tetapi, hal itu bukan berarti tanggung jawab membentuk masa depan itu hanya berada di pundak pendidik dan tenaga kependidikan di institusi pendidikan. "Secara konstitusional, mendidik adalah tanggung jawab negara," ujarnya.

Namun, secara moral, mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik, mengembangkan kualitas manusia indonesia harus dikerjakan sebagai sebuah gerakan bersama, semua harus ikut peduli, bahu-membahu, saling sokong dan topang untuk memajukan kualitas manusia Indonesia lewat pendidikan.

Dikatakan Jefry, kata kunci dari tema tersebut adalah 'gerakan', pendidikan harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif seluruh bangsa. Karena itu, pendidikan tidak bisa dipandang sebagai sebuah program semata. Kita harus mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat.

"Kita mendorong pendidikan menjadi gerakan semesta, yaitu gerakan yang melibatkan seluruh elemen bangsa masyarakat merasa memiliki, pemerintah menfasilitasi, dunia bisnis peduli, dan ormas/lsm mengorganisasi. Berbeda dengan sekadar “program” yang “perasaan memiliki atas kegiatan” hanya terbatas pada para pelaksana program, sebuah “gerakan” justru ingin menumbuhkan rasa memiliki pada semua kalangan," ujarnya.

“Mari kita ajak semua pihak untuk merasa peduli, untuk merasa memiliki atas problematika pendidikan agar semua bersedia menjadi bagian dari ikhtiar untuk menyelesaikan problematika itu," tambahnya.(adv/humas)

Editor:

Terkini

Terpopuler