2024, Pekanbaru Targetkan Angka Stunting 6,34 Persen

Rabu, 15 Juni 2022 - 20:17 WIB
Ilustrasi

RIAUMANDIRI.CO - Pemerintah kota Pekanbaru menargetkan tahun 2024 angka stunting di Pekanbaru turun diangka 6,34 persen.

Untuk mencapai angka tersebut diharapkan kepada seluruh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) untuk dapat bersinergi dalam melakukan konvergensi, agar apa yang ditargetkan bisa tercapai. 

Demikian disampaikan oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Tengku Mita Maya Don saat menghadiri acara Rekonsiliasi Stunting RAN-PASTI tahun 2022 tingkat Kota Pekanbaru, yang digelar di kantor Dalduk Pekanbaru, Rabu (15/6). 

"Sebenarnya angka stunting di kota Pekanbaru sudah dibawah angka nasional namun diakui dalam pengisian kineja memang masih belum lengkap. Kita berharap dengan adanya koordinasi yang sudah cukup baik, kedepan bisa lebih meningkatkan konvergensi antara seluruh OPD agar bisa menyusun seluruh program sehingga apa yang ditargetkan di 2024 bisa tercapai yakni diangka 6,34 persen,"ujar Mita. 

Dijelaskannya, bahwa BKKBN Propinsi Riau selaku tim penilai cukup bangga dengan capaian angka stunting kota Pekanbaru. Meski belum berada di peringkat pertama, namun dirinya berharap konvergensi antara seluruh OPD bisa lebih ditingkatkan. 

"Dari penilaian yang kita lakukan Pekanbaru berada di peringkat 5, memang masih banyak kendala yang dihadapi dalam hal pengisian data dan juga konvergensi antara OPD yang belum satu sinkron. Namun kedepan, diharapkan koordinasi konvergensi antara OPD bisa lebih ditingkatkan agar lebih sinergis,"harap Mita. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota Pekanbaru, Muhammad Amin menuturkan dirinya akan terus berupaya untuk mengoptimalkan capaian penurunan angka stunting di kota Pekanbaru. Dengan terus menjalin koordinasi antar lintas sektor, baik melalui pendataan, peningkatan fasilitas layanan dan ketersediaan air bersih dan lainnya. 

"Pertemuan ini untuk menyamakan persepsi dan menjadi wadah bagi seluruh OPD untuk melakukan evaluasi serta perencanaan ke depan terkait rencana aksi penurunan stunting. Jadi mana OPD yang benar-benar siap mendukung dan mana yang tidak, apabila ada yang tidak tentu akan kita kosongkan saja program kerjanya,"ujar Amin. 

“Kita melakukan konvergensi dengan OPD berdasarkan hasil rembuk di tahun 2021 kemarin. Hasil rekonsiliasi ini yang akan kita evaluasi minggu depan supaya langkah-langkah kedepannya bisa kita rencanakan dengan baik. Memang Pekanbaru angka penurunannya terlihat jauh dibanding kabupaten lain, tapi ada target yang akan kita kejar kedepannya,” paparnya. 

Selain program DAHSAT, praktik yang sudah dilaksanakan dalam aksi percepatan stunting ini diantaranya Satuan Tugas Remaja Stunting (SATGAS PESTA) dan Celengan Masyarakat Cegah Stunting (CEMARA CANTING). 

“RAN-PASTI ini perlu dukungan OPD dan lintas sektor terkait, karena sumber dananya juga diperlukan termasuk dari CSR perusahaan. Misalnya melalui Celengan Stunting, itu bisa dimasukkan ke perusahaan-perusahaan. Kita menerima bantuan pendanaan karena pastinya aksi percepatan stunting ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Kita tahu bahwa faktor terbesar kasus stunting masih tinggi di negara kita, karena kondisi ekonomi yang sulit,” jelasnya.

Pembukaan Rekonsiliasi RAN-PASTI Tingkat Kota Pekanbaru ini, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan Bappeda Kota Pekanbaru turut memberikan paparan materinya terkait konvergensi stunting serta mendukung percepatan penurunan stunting di Pekanbaru. Amin melihat, kendala-kendala yang saat ini masih terjadi kedepannya dapat diselesaikan asalkan setiap tim dapat bekerja sama dengan baik.

“Ada kendala-kendala seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bappeda tadi, terkait keterpaduan dan persoalan percepatan, tapi ini bisa kita atasi dengan evaluasi yang tepat dan kerja sama antar lintas sektor,” tambahnya.

Selain itu, Amin juga menyoroti soal posyandu yang terhambat selama 2 tahun akibat pandemi. Amin memaparkan bahwa angka e-PPGBM kota Pekanbaru baru berkisar 40-50%.

 “Mudah-mudahan target kita 80%, itu jadi data ukuran kita dalam penurunan stunting. Dan dari Dinas Kesehatan sudah siap dalam mendukung hal itu agar bisa tercapai. 

Saat ini sudah tersedia hampir 700 posyandu dan kader-kader kita juga sudah disiapkan sehingga gerakan bersama penurunan stunting ini segera bisa dicapai,” pungkasnya

Editor: Nurul Atia

Tags

Terkini

Terpopuler