Yudi Latief: Jangan Coba-coba Menghadapkan Pancasila dengan Agama

Yudi Latief: Jangan Coba-coba Menghadapkan Pancasila dengan Agama

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Mantan Kepala BPIP 2018 Yudi Latief mengatakan jangan pernah coba-coba menghadapkan Pancasila dengan agama. Sebab menurutnya, tidak ada agama di Indonesia yang berseberangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber webinar bertajuk Menakar RUU HIP: Dibatalkan atau Dilanjutkan yang ditaja kolaborasi antara APHTN-HAN Riau, PSH FH Unilak, dan Program Kekhususan HTN HAN Unri pada Senin (6/7/2020) pagi.

"Pancasila itu nilai-nilainya universal. Maka hampir tidak mungkin orang-orang beragama, yang paling banyak di Indonesia, menolak Pancasila," ujarnya.


Yudi mengomentari RUU HIP yang belakangan menjadi polemik dan menyulut kisruh di berbagai tempat. RUU tersebut dinilai akan mengubah nilai-nilai dan Pancasila itu sendiri.

Selain itu, Yudi mengatakan Pancasila hingga kini masih kokoh di Indonesia sebab didukung kaum-kaum beragamanya.

"Kalau organisasi Islam dan keagamaan macam NU, Muhammadiyah menolak Pancasila, ambruk itu. Tapi tidak. Agama-agama men-confirm nilai-nilai Pancasila itu," ujarnya.

Selain itu, alasan Pancasila di-confirm agama di Indonesia menurut Yudi sebab Pancasila hanya sumber hukum negara yang menyangkut kepentingan publik.

"Pancasila itu hukum dari segala hukum negara. Ingat, negara. Hanya kebijakan-kebijakan yang menyangkut publik. Makanya hukum-hukum lain ya juga boleh eksis," ungkapnya.

Diketahui, RUU HIP ditolak terutama oleh kalangan Islam sebab diduga mengandung paham komunisme. Selain itu, Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI, Mohammad Baharun, menyebutkan munculnya RUU HIP lantaran ada pihak yang tak setuju isi sila pertama Pancasila dan mengerucutkannya menjadi trisila, ekasila, bahkan gotong royong.

"Kita sudah dapat mendeteksi sejak awal yang gerah sila Ketuhanan yang Maha Esa dengan berbagai upaya komunis melakukan kudeta berdarah-darah, itu terus dilakukan sampai mereka masuk dalam parlemen dalam parpol-parpol yang bisa pengaruhi para politisi kita yang klimaksnya isu yang sampai hari ini meluas kemana-mana," ujar Baharun, seperti yang dikutip dari Kumparan.com.


Reporter: M Ihsan Yurin