Gubernur Maluku Ancam Tutup Rumah Sakit yang Tolak Pasien Berobat di Saat Covid-19

Gubernur Maluku Ancam Tutup Rumah Sakit yang Tolak Pasien Berobat di Saat Covid-19

RIAUMANDIRI.ID, AMBON - Gubernur Maluku Murad Ismail mengancam menutup rumah sakit (RS) yang masih menolak warga berobat di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Hal ini menyusul penolakan anak usia 4 tahun oleh empat RS di daerah itu.

"Jadi, tidak ada lagi RS yang menolak pasien dalam bentuk apapun, semua pasien yang masuk RS diterima, jangan ditanya sakit apa, ditangani dulu, soal biaya urusan pemerintah," kata Murad dalam jumpa pers di kantornya, Rabu (10/6/2020).

Mantan Komandan Korps Brimob Polri itu mengatakan penolakan warga oleh beberapa rumah sakit tak boleh lagi terulang. Ia meminta RS milik pemerintah maupun swasta wajib menerima warga yang ingin berobat.


Sebelumnya, anak berusia empat tahun, warga Dusun Kolam Sembilan, Desa Batu Merah, Ambon, Maluku, meninggal dunia setelah ditolak empat RS pada Kamis (21/5). Sebagian besar melakukan penolakan dilatarbelakangi masalah Covid-19.

Bocah bernama Rafadan itu sempat dirawat RSUD Haulussy Ambon, dengan keluhan animia aplastik sebelum virus corona merebak masuk ke Ambon, Maluku.

Anemia aplastik merupakan penyakit langka akibat kelainan pada sumsum tulang yang mengakibatkan orang tak dapat memproduksi sel darah dalam jumlah cukup. Jika tak dapat ditangani kondisi dapat mengancam jiwa.

Sebelum dinyatakan meninggal, Rafadan sempat dilarikan ke rumah sakit (RS) dan sempat ditolak oleh empat rumah sakit (RS) pada Rabu (20/5) malam.

Sejumlah rumah sakit yang menolak Rafadan adalah RS Alfatah Ambon, RS Tentara, RS Bhakti Rahayu, RS Sumber Hidup GPM dan RS Haulussy Ambon.

Rafadan kemudian dibawa pulang dan meninggal di tengah perjalanan setelah dilarikan ke RS Bhayangkara Tantui, Ambon. Rafadan yang bukan warga Ambon pertama meninggal usai ditolak RS. Sebelumnya tercatat ada tiga pasien yang dinyatakan meninggal setelah ditolak RS.