42 Orang Masih Hilang

42 Orang Masih Hilang

BATAM (RIAUMANDIRI.co) - Tim Disaster Victim and Identification Polda Kepulauan Riau, mengungkap indentitas tujuh dari 18 korban meninggal dalam musibah speedboat yang tenggelam di perairan Tanjungmemban, Teluk Mata Ikan, Batu Besar, Nongsa, Batam, Rabu (2/11). Sementara itu, 42 orang penumpang lainnya, masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian.

42 Orang Adapun jasad korban yang berhasil diidentifikasi di antaranya 4 wanita dewasa, dua lelaki dewasa dan satu orang bayi berumur tujuh bulan. Satu di antara korban tersebut merupakan warga Batam.

Ketujuh jasad tersebut adalah Mahrum (40) asal Lombok, Siti Maisarah (27) asal Jateng, Aisah (27) asal Lombok Tengah, Supriyadi (51) asal Jatim,
Desiana (44) asal Batam dan Baharudin asal Lombok. Terakhir, Aprilia (7) anak Maisarah.

"Seluruh keluarga korban sudah dilakukan koordinasi dan biaya ditanggung negara," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian di RS Bhayangkara, Kamis (3/11).

Kapolda mengatakan, saat ini korban selamat berjumlah 41 orang,  sedangkan 42 orang lagi belum ditemukan. Meski belum ada yang ditemukan, pencarian jasad korban terus dilakukan. Pencarian melibatkan Dit Pol Air, TNI AL, Basarnas, KPLP dibantu relawan.

Saat ini Polri juga sudah berkoordinasi dengan Pemerintahan Provinsi Kepri dan Pemerintah Kota Batam untuk membantu menghubungi keluarga korban. Begitu juga teknis pemulangan korban yang selamat maupun yang meninggal dunia.

Kapolda juga mengungkapkan, berdasarkan kronologi keberangkatan. Kapal dipesan  S kepada saudara D, salah satu awak kapal. Dari pengakuan TKI, sambungnya, mereka bekerja di berbagai daerah di Malaysia. Untuk menuju pelabuhan tempat mereka dikumpulkan menuju Batam, menempuh jarak 10 jam perjalanan.

"Pelabuhan bukan di Johor yang sebelumnya saya sebutkan, tapi di Pelabuhan Tembika, Malaysia," kata Kapolda. Kemudian, para TKI ini diperlakukan tidak manusiawi. Selain itu, sebelum tiba di Batam mereka masih dikutip lagi uang sebesar Rp200 ribu untuk pendaratan.

"Di sana terjadi ribut, jarak 1 mil dari laut mereka harus turun dan berenang ke tepi, kemudian mereka menolak, dan perjalanan dilanjutkan dan kapal terbalik," ujar Kapolda menjelaskan.

Menurut kabar, kata Kapolda, akan ada perwakilan dari Polisi Diraja Malaysia datang ke Batam. "Infonya mereka (Polisi Diraja Malaysia) akan datang hari ini (kemarin)," ucap Kapolda menambahkan.

Dijemput Keluarga Salah seorang korban kapal tenggelam berasal dari Batam bernama Desiana (44) asal Sumatera Barat. Ia dijemput pihak keluarga. Syafrial, kakak korban yang datang bersama dua orang kerabat lainnya tampak duduk lesu di bawah tenda identifikasi jenazah yang disediakan Polda Kepri di RS Bhayangkara.

Pria asal Sumatera Barat tersebut tampak terpukul mendengar kabar saudarinya menjadi korban kapal tenggelam. Ia hanya tampak fokus menunggu proses pemulangan saudarinya.

Usai proses serah teirma jenazah yang dilakukan langsung oleh Kapolda. Syafrial hanya menjawab singkat pertanyaan yang dilontarkan para wartawan yang sedang menunggu. "Dia (Desiana) sudah tujuh tahun berada di Malaysia. Maaf ya saya buru-buru. Kami tinggal di Kavling Baru Blok I Bida Kabil," jawab Syafriadi saat diwawancarai.

Data terakhir yang diperoleh, sisa jasad yang belum berhasil ditemukan hingga saat ini berjumlah 42 orang. Sementara korban selamat menjadi 41 orang, yang sebelumnya berjumlah 39 orang. Karena termasuk dua orang awak kapal yang berhasil melarikan diri saat kejadian.

"Awak kapal dua orang kabur, mereka inisial H dan D. Tapi, D berhasil kita tangkap saat melarikan diri ke Tanjungpinang dan H belum tertangkap," ujar Kapolda lagi.

Tiga orang awak kapal tersebut H, D dan D. D salah satunya kata Kapolda diduga salah satu korban tenggelam. "Jadi, korban hidup menjadi 41 orang, dan yang belum didapatkan atau ditemukan 42 orang," kata Kapolda.

Cocokkan Data Sementara itu, menurut Kabid Dokkes, yang juga ketua DVI Commander Polda Kepri AKBP Dr Djarot Wibowo, data korban didapat setelah anggotanya melakukan pencocokkan data ante Mortem atau sebelum meninggal setelah meninggal.

"Ini untuk sementara nama nama korban, yang kita dapat setelah pos Mortem, berupa ciri ciri terakhir. Nanti korban selamat kita panggil untuk melihat korban meninggal ini siapa tau mereka ada yang kenal, sehingga keluarganya bisa kita beritahu," ujarnya.

Memasuki hari kedua, tim gabungan dari Polda Kepri, Polresta Barelang, TNI AD, TNI AL, Basarnas belum berhasil menemukan jasad yang lain. (par)