SBY Sebut Ada 3 Skenario yang Bisa Terjadi di AS Buntut Terbunuhnya George Floyd

SBY Sebut Ada 3 Skenario yang Bisa Terjadi di AS Buntut Terbunuhnya George Floyd

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbicara soal kerusuhan di Amerika Serikat pasca-kematian George Floyd. SBY mengatakan ada sejumlah skenario yang akan terjadi di negeri Paman Sam itu.

Hal tersebut disampaikan SBY lewat tulisan berjudul 'Amerika, Are You Ok?' yang diunggah di laman Facebook-nya, Rabu (3/6/2020). SBY secara khusus memberikan pandangannya soal demo akibat kematian Floyd dalam tulisan dengan subjudul 'Amerika Pasca George Floyd, Apa yang Akan Terjadi?'.

Menurut SBY, ada tiga skenario yang bisa terjadi. Skenario pertama, kerusuhan diredakan dengan penanganan yang tepat. Skenario kedua, unjuk rasa meluas. Skenario ketiga, pemerintah pusat AS mengambil alih pemulihan ketertiban dan keamanan serta Trump mengerahkan militer untuk penanganannya.


"Kembali kepada ketiga skenario yang mungkin terjadi di Amerika itu, saya hanya akan menyoroti skenario ketiga. Mengapa secara khusus saya soroti, karena ini membawa risiko dan konsekuensi yang tidak kecil. Baik secara politik, hukum, sosial maupun keamanan. Juga berdampak pada citra Amerika Serikat di dunia," ujar SBY.

Namun SBY tidak berharap Presiden AS Donald Trump menggunakan kekuatan militer untuk pemulihan ketertiban pascakerusuhan. Kecuali, kata SBY, jika situasi benar-benar genting.

"Sebagai sahabat Amerika, saya sungguh tidak berharap skenario ketiga ini yang terjadi. Atau opsi untuk menggunakan kekuatan militer (US Army) ini yang akan ditempuh. Kecuali kalau situasinya memang sangat gawat dan keamanan nasional negara itu benar-benar terancam," ujar SBY.

"Pertanyaannya sekarang adalah apakah memang ada keinginan dan rencana Presiden Trump untuk mengerahkan kekuatan militer itu? Jawabannya ada," imbuhnya.

SBY menuturkan Trump secara eksplisit mengatakan akan mengerahkan militer. SBY menduga Trump kecewa terhadap gubernur dan wali kota setempat yang dinilai gagal meredakan situasi.

"Secara eksplisit Trump mengatakan itu. Dia juga mengatakan bahwa pengerahan dan penggunaan militer akan mengatasi masalah secara cepat. Barangkali Trump kecewa karena para Gubernur dan Wali Kota dinilai gagal untuk menguasai (Trump menggunakan istilah 'dominate') jalan-jalan di mana unjuk rasa terjadi, baik yang damai (peaceful) maupun yang tidak. Karenanya, tentara harus dikerahkan untuk menjalankan misi itu," kata SBY.

Dalam pidatonya di Gedung Putih, Trump menyatakan mengerahkan pasukan militer untuk mengatasi demonstrasi Floyd. Sebelum berkunjung ke St. John's Church, Trump mengatakan bahwa dirinya memerintahkan pengerahan militer untuk membersihkan kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah dalam unjuk rasa memprotes kematian Floyd.

Saat Trump masih berpidato di Rose Garden Gedung Putih, suara tembakan gas air mata dan peluru karet yang dilepaskan polisi terhadap para demonstran yang beraksi damai di Taman Lafayette bisa terdengar hingga ke halaman Gedung Putih. Wali Kota Washington, DC, Muriel Bowser, menyebut langkah itu 'memalukan'.

"Saya memberlakukan jam malam pukul 19.00 waktu setempat. Sekitar 25 menit sebelum jam malam dan tanpa provokasi, polisi federal menggunakan munisi terhadap demonstran damai di depan Gedung Putih, sebuah tindakan yang akan menjadikan tugas personel @DCPoliceDept semakin sulit," ujarnya.



Tags TOKOH