Pemimpin Kelompok Anti-Lockdown di AS Terjangkit Virus Corona

Pemimpin Kelompok Anti-Lockdown di AS Terjangkit Virus Corona

RIAUMANDIRI.ID, WASHINGTON DC – Pemimpin kelompok anti-lockdown di North Carolina, Amerika Serikat dilaporkan positif terinfeksi virus corona. Wanita bernama Audrey Whitlock itu diwajibkan menjalani karantina.

Seperti dikutip dari NBC News, Whitlock yang merupakan pengelola halaman Facebook 'Reopen NC' terpaksa tidak menghadiri dua unjuk rasa yang digelar di Raleigh.

Rekan di 'Reopen NC,' Ashley Smith mengatakan bahwa Whitlock dinyatakan positif Covid-19 tiga pekan lalu.


"Dia tidak pernah meninggalkan rumah selama karantina, jadi dia belum menghadiri rapat umum atau fungsi apa pun yang telah kami lakukan," kata Smith.

Kepada para pengikut di Facebook, Whitlock mengatakan bahwa masa karantinanya berakhir pada hari Minggu lalu. Dia berharap bisa mengikuti demonstrasi anti-penguncian pada Selasa (28/4/2020) waktu setempat.

"Saya akan mengambil sikap setiap hari sampai kita bisa menjadi orang bebas lagi, untuk menyuarakan karena seseorang harus melakukan hal benar dalam menghadapi kesalahan," tulis Whitlock seperti dilaporkan WRAL News.

Namun, menurut Smith, Whitlock kemudian mengurungkan niatnya. Dia memutuskan untuk tetap berada di dalam rumah.

Sekitar 200 orang melakukan unjuk rasa di pusat kota Raleigh pada Selasa. Mereka menyerukan diakhirinya perintah tinggal di rumah yang dikeluarkan Gubernur Roy Cooper. Rencananya penguncian wilayah itu berlaku hingga 8 Mei.

Setidaknya empat orang ditangkap dalam aksi protes itu, termasuk Smith.

Tak hanya di North Carolina, warga di sejumlah negara bagian AS lainnya juga turun ke jalan dua pekan lalu untuk mendesak para gubernur membuka kembali ekonomi yang terhenti karena pandemi virus corona.

AS menjadi negara dengan kasus dan kematian tertinggi di dunia akibat Covid-19. Hingga Rabu (29/4), AS memiliki lebih dari 1 juta kasus corona dan 59.266 kematian. Sementara 142.238 dinyatakan sembuh.

Sedangkan di North Carolina sendiri terdapat 9.739 kasus corona dan 361 pasien meninggal.