Dolar AS Tembus Rp 15.000, Luhut: Tidak Ada Apa-apa Juga

Dolar AS Tembus Rp 15.000, Luhut: Tidak Ada Apa-apa Juga

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akhirnya tembus ke level Rp 15.000. Ini adalah pertama kalinya mata uang Paman Sam menyentuh level tersebut pada tahun ini.

Tekanan dari penyebaran wabah virus corona yang semakin meluas baik dalam skala global dan di dalam negeri turut mempengaruhi pelemahan rupiah. Ditambah lagi, bank sentral AS the Fed memangkas suku bunga acuannya hingga ke level 0% demi mencegah gangguan pasar keuangan yang menurun selama krisis keuangan global akibat corona.

Di Senin pagi (16/3), nilai tukar mata uang Paman Sam ada di level Rp 14.740. Angka tersebut sudah menguat 165 poin atau 1,1%. Hingga pukul 09.10 WIB, dolar AS terpantau bergerak di level Rp 14.710-14.740.


Kemudian pada siang hari, nilai tukar dolar AS mencapai Rp 14.900. Dolar AS tercatat sudah menguat 320 poin atau 2,19%.

Penguatan dolar AS bergerak signifikan sejak pertengahan Februari 2020. Dari awal tahun, dolar AS tercatat bergerak di rentang Rp 13.566-14.900.

Nilai tukar dolar AS akhirnya menyentuh level Rp 15.000-an pada sore hari. Nilai tukar mata uang Paman Sam mencapai Rp 15.049.

Hingga pukul 17.00 WIB, dolar AS tercatat bergerak di level Rp 14.710-15.049. Penguatan dolar AS terpantau cukup signifikan sejak awal Maret 2020 atau sejak pertama kalinya Indonesia mengumumkan pasien pertamanya yang positif terjangkit virus corona (COVID-19).

Selain sentimen harga minyak dunia yang turun drastis, bertambah pesatnya pasien virus corona di Indonesia turut mempengaruhi pergerakan rupiah hingga saat ini.

Sebagai informasi, terakhir kali dolar AS tembus level Rp 15.000 terjadi pada medio Oktober 2019 lalu. Sejak itu, dolar AS bergerak di level Rp 13.500-an hingga saat ini ada di level Rp 15.000.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan angkat suara soal nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah menguat hingga Rp 15.049. Ia menilai, tekanan ini memang terjadi, tapi tak hanya di Indonesia.

"Ya dolar Rp 15.000 saya kira juga harus terjadi. Tadi tidak ada apa-apa juga," kata Luhut dalam teleconference, Senin (16/3/2020).

Ia pun menilai tekanan ini juga terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada penutupan perdagangan sore ini anjlok 216 poin (4,4%) ke level 4.690. Menurutnya, turunnya harga saham tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di Amerika Serikat (AS).

"Ya memang berat, harga saham kita terjun. Kalau di bawah 4.000 sekian ya saya rasa semua, dan bukan hanya kita yang mengalami ini. Kalau Anda lihat New York Stock Exchange, saya lihat menurunnya luar biasa juga, sampai berapa persen, suspend juga," ungkap Luhut.



Tags Ekonomi