208 Orang Tewas Ditembak Aparat dalam Demo BBM di Iran

208 Orang Tewas Ditembak Aparat dalam Demo BBM di Iran

RIAUMANDIRI.ID, IRAN - Lembaga pemantau hak asasi manusia, Amnesty International, menyatakan pemerintah Iran membunuh sekitar 208 orang dalam upaya meredam aksi unjuk rasa menentang pemangkasan subsidi dan kenaikan harga bahan bakar minyak pada November lalu. Korban jiwa itu bukan hanya di Ibu Kota Teheran tetapi juga di kota lainnya.

"Jumlah orang yang diyakini dibunuh selama demonstrasi di Iran sejak 15 November sampai saat ini tercatat 208 orang. Data ini berdasarkan laporan yang bisa dipertanggungjawabkan dari sejumlah organisasi," demikian isi pernyataan Amnesty International, seperti dilansir AFP, Selasa (3/12/2019).

Menurut Amnesty International, jumlah korban tewas terbanyak ada di Kota Shahriar. Penyelidik dan advokat Amnesty International untuk wilayah Timur Tengah, Philip Luther, menyatakan hal itu adalah bukti aparat keamanan Iran menggunakan senjata mematikan untuk menghadapi rakyat sipil.


Dia mendesak dunia mendesak Irak untuk mengadili seluruh pihak yang bertanggung jawab.

"Seluruh korban meninggal mengalami luka tembak," lanjut isi pernyataan itu.

Menurut Luther, aparat Iran juga menekan keluarga korban supaya tidak berbicara kepada media massa.

"Bahkan keluarga diminta membayar sejumlah uang jika ingin mayat sanak saudara mereka ingin dikembalikan," demikian isi pernyataan itu.

Sampai saat ini pemerintah Iran hanya mengakui lima orang yang meninggal dalam unjuk rasa. Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani, juga tidak memberikan data pasti warga yang meninggal dalam demonstrasi menolak kenaikan harga BBM.

"Memang ada beberapa warga yang terluka dan sejumlah properti yang hangus terbakar. Badan keamanan akan menindaklanjuti laporan ini dan menghukum mereka yang bertanggung jawab," kata Larijani.

Menurut Larijani, undang-undang dasar Iran memastikan unjuk rasa adalah hak rakyat. Namun, kata dia, aksi demonstrasi berubah menjadi kekerasan akibat penggunaan senjata api dan senjata tajam.

Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menuding ada campur tangan Amerika Serikat di balik unjuk rasa yang berlangsung di Iran selama beberapa waktu terakhir. Demonstrasi itu dipicu oleh pemangkasan subsidi yang menyebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak.

Hal senada juga disampaikan Presiden Iran Hassan Rouhani. Dia menyalahkan AS atas aksi protes yang berlangsung.