Terjerat, Anak Gajah Sumatera Dievakuasi, Kini Sulit Bersatu dengan Kelompoknya

Terjerat, Anak Gajah Sumatera Dievakuasi, Kini Sulit Bersatu dengan Kelompoknya

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Seekor anak gajah sumatera yang terluka akibat jerat pemburu di Kabupaten Siak akhirnya dievakuasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. Pasalnya, satwa dilindungi itu dinilai akan sulit untuk kembali bersatu dengan kelompoknya.

"Tim di lapangan melaporkan bahwa anak gajah itu sudah terpisah jauh dari kelompoknya. Jejak induk dan kelompoknya sangat jauh, sehingga kecil kemungkinan gajah berumur satu tahun tersebut akan mampu mengejar kelompoknya. Kalaulah berhasil mengejar, kebiasaannya untuk bisa bersatu lagi akan menjadi susah," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Kamis (17/10/2019).

Tim BBKSDA Provinsi Riau menyelamatkan seekor anak gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) liar yang terjerat di Desa Lubuk Umbut Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Riau. Suharyono menjelaskan anak gajah berkelamin jantan itu terluka di kaki kiri depan akibat jerat yang terbuat dari nilon.


"Lukanya cukup lumayan parah, karena itu tim lakukan penindakan langsung di lahan. Melibatkan tim medis dokter hewan dan paramedis dengan pembiusan," ujarnya.

Ia menjelaskan setelah satwa siuman dan berhasil dilepas dari jerat, maka tim BBKSDA Riau melakukan proses evakuasi. Langkah evakuasi dengan strategi penggiringan melibatkan dua gajah jinak.

Lokasi gajah jauh dari jalan karena berada di area konsesi PT Arara Abadi sehingga butuh bantuan alat berat milik perusahaan untuk mengangkut gajah saat sudah dibius untuk menuju truk. Selama proses penggiringan, tim medis juga terus menyalurkan infus ke tubuh gajah yang lemah tersebut.

"Mengingat usianya yang masih tergolong sangat muda dengan daya tahan yang masih sangat rendah, maka gajah tersebut akan menjalani perawatan dan pemulihan intensif di Pusat Latihan Gajah Riau di Minas," kata Suharyono.

Suharyono menambahkan, pihaknya akan menggencarkan operasi pengamanan jerat di daerah tersebut agar insiden serupa tidak menimpa satwa yang dilindungi lagi.