40 Warga Menjadi Sandera di Kafe Sydney

40 Warga Menjadi Sandera di Kafe Sydney

 

SYDNEY (HR)- Seorang chief executive di Kafe Lindt, lokasi penyanderaan sejak dini hari tadi, menyatakan sebanyak 10 orang bekerja di sana. Kemudian diperkirakan terdapat 30 pelanggan ketika peristiwa itu terjadi.
Sebagaimana diketahui, Senin (15/12) pagi, Kota Sydney, Australia, dikejutkan dengan aksi penyanderaan yang terjadi di Kafe Lindt. Tidak diketahui jumlah pelaku penyanderaan tersebut. Penyandera diduga membawa senjata api dan sebuah bendera hitam yang dipajang di depan kafe.
Seperti dikutip dari Sky Business, Senin (15/12), Chief Eksekutif Kafe Lindt Steve Loane mengatakan ada sekira 30 pelanggan di kafe tersebut. Sebanyak 10 di antaranya merupakan pegawai kafe.
Saat ini pihak kepolisian sudah mengirim ratusan anggotan ke Kafe Lindt yang terletak di Martin Place. Sebenarnya, posisi itu lebih dekat dengan parlemen negara New South Wales (NSW).
“Polisi akan melakukan operasi di Martin Place, Sydney. Warga diminta untuk menghindari daerah tersebut,” demikian pernyataan pihak Kepolisian NSW melalui akun resmi Twitter.
Sebut  Bermotif Politik
Sementara,Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengeluarkan komentar mengenai aksi penyanderaan di sebuah kafe di Kota Sydney. Ia mengatakan, bahwa penyanderaan di kafe itu bermotif kepentingan politik.
Setelah insiden tersebut, PM Abbott langsung melakukan pertemuan dengan para menteri untuk membahas penanggulangannya. Dia mengatakan, motif di balik penyanderaan di Kafe Lindt, Sydney, itu adalah politik.
“Kita harus menyadari bahwa dalam masyarakat ada orang yang ingin menyakiti kita,” kata PM Abbott dalam jumpa pers, seperti dikutip Sky News, Senin (15/12).
“Itu kenapa kami memiliki polisi dan organisasi keamanan profesional yang siap mengatasi permasalahan dan mampu merespons situasi seperti itu, termasuk sebuah situasi yang kami lihat di Sydney,” sambungnya.
chief executive di Kafe Lindt mengatakan terdapat 30 pelanggan yang sedang berada di sana. Meski demikian, PM Abbott meminta kepada semua warga Australia untuk beraktifivitas seperti biasa.
"Inti dari kekerasan bermotif politik adalah menakut-nakuti orang. Australia merupakan negara yang damai, terbuka, dan murah hati. Kami tidak pernah mengubah hal tersebut, dan itulah sebabnya saya akan mendorong semua warga Australia untuk tetap pergi menjalani pekerjaan mereka seperti biasa,” lanjutnya.
Jadi Kota Mati
Sementara kedaan tersebut membuat Sydney menjadi kota mati.
Menurut salah seorang wartawan di tempat kejadian perkara, Glenn Connley, mengatakan kepada BBC News, kemarin, Kota Sydney seperti “Kota Hantu”. Sejumlah area berjarak dua blok benar-benar kosong.
Sementara itu, salah seorang pria yang bekerja di kafe tersebut mengaku melihat seorang pria membawa senjata api saat masuk ke tempat kerjanya. Namun, dia tidak melihat wajah sang pelaku dengan jelas.(okz/ivi)