Rombongan PWI Riau Disambut Hangat di Banten

Rombongan PWI Riau Disambut Hangat di Banten
SERANG, RIAUMANDIRI.co - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau melakukan safari jurnalistik ke Kota Serang, Provinsi Banten, Kamis (24/8/2017). Pada kesempatan itu, rombongan disambut hangat oleh PWI Provinsi Banten. 
 
Selain kesempatan berdiskusi antara kedua pihak, PWI Riau juga berkesempatan mengunjungi situs peninggalan Kesultanan Banten. Saat melakukan kunjungan wisata ke peninggalan Kesultanan Banten, Rombongan Safari Jurnalistik mendapat penjelasan secara gamblang dan rinci oleh Staf BPCB Banten, Slamet.
 
"Peninggalan Kerajaan Banten sebagai kerajaan yang pernah menjadi poros maritim pelayaran di Nusantara. Kerajaan Banten sebetulnya telah meninggalkan beberapa bangunan bersejarah. Akan tetapi, karena konflik yang terjadi antara kerajaan dengan pemerintah kolonial atau konflik antar pembesar kerajaan di masa silam, banyak di antara peninggalan Kerajaan Banten tersebut yang hancur dan dihancurkan," papar Slamet.
 
Salah satu bangunan peninggalan Kerajaan Banten yang hingga kini masih berdiri kokoh yakni Masjid Agung Banten. Masjid ini terletak di Desa Banten Lama, sekitar 10 kilometer utara Kota Serang. Dibangun pada tahun 1652 tepat di masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin, putera pertama Sunan Gunung Jati. 
 
Masjid ini memiliki beberapa keunikan, salah satunya pada corak. Menara Masjid Agung Banten berbentuk mirip mercusuar, atapnya menyerupai atap dari pagoda khas gaya arsitektur China, ada serambi di kiri kanan bangunan, serta kompleks pemakaman Sultan Banten beserta keluarganya di sekitar kompleks masjid. 
 
Selain Masjid Agung, di kawasan Kesultanan Banten ini juga masih berdiri Istana Keraton Kaibon Banten. 
 
Peninggalan Kerajaan Banten selanjutnya, adalah bangunan Istana Kaibon. Istana ini dulunya adalah tempat tinggal ibunda Sultan Syaifudin, yakni Bunda Ratu Aisyah. Tapi saat ini bangunan istana tersebut sudah hancur dan hanya dapat dilihat reruntuhannya saja. 
 
"Pada saat kerajaan Banten bentrok dengan pemerintah kolonial Belanda pada 1832, Daendels  Gubernur Hindia Belanda, meruntuhkan bangunan bersejarah Ini," ulasnya.
 
Tempat yang menjadi perhatian rombongan adalah Makam Sultan Maulana Hasanudin. Di kompleks Makam, Ketua PWI Riau Zulmansyah Sekedang dan rombongan, di antaranya Sekretaris PWI Riau Amril Jambak, Bendahara Oberlin Marbun, Wakil Ketua Bidang Kesra Edhar Darlis, Wakil Ketua Bidang Kerja Sama Antarlembaga Abdul Kadir Bey, Ketua Dewan Penasehat Helmi Burman dan anggota Dewan Kehormatan Zufra Irwan, melakukan ziarah ke Makam Sultan Hasanudin.
 
Lokasi ini menjadi tujuan kunjungan, karena situs peninggalan Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan bercorak Islam yang berdiri pada tahun 1526 di ujung Barat pulau Jawa. 
 
Kerajaan ini didirikan oleh putra Sunan Gunung Jati, yakni Sultan Maulana Hasanudin setelah melakukan penaklukan atas wilayah di sekitar Selat Sunda. 
 
Selama 3 abad berdiri, kerajaan Banten mencapai kejayaan yang luar biasa sebelum akhirnya Belanda datang dan menciptakan perang saudara hingga menjadikan keruntuhan kerajaan ini. Selama 3 abad berkuasa itu pula, Kerajaan Banten meninggalkan beberapa peninggalan sejarah.
 
Sementara, Ketua PWI Banten, Firdaus, menyambut hangat kedatangan tamu-tamu dari Negeri Melayu ini. "Kami bangga atas kedatangan pak Zul (Ketua PWI provinsi Riau, Zulmansyah Sekedang-Red) di Banten," sambutnya.
 
Pada kesempatan itu pula dilangsungkan diskusi antara kedua belah pihak. Ketua PWI Provinsi Riau, Zulmansyah Sekedang mengungkapkan, mendukung rencana Ketua PWI Banten untuk maju mencalonkan diri menjadi Ketua PWI Pusat.
 
"Kalau Pak Firdaus mendukung saya sebagai Ketua SPS pusat, saya dukung pak Firdaus di PWI pusat," ungkapnya yang langsung disambut tepuk tangan.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 25 Agustus 2017
 
Editor: Nandra F Piliang