Kerugian Banjir Pesisir Selatan Capai Rp200 Miliar

Kerugian Banjir Pesisir Selatan Capai Rp200 Miliar
Painan (RIAUMANDIRI.co) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), memperkirakan kerugian akibat banjir pada Kamis (5/1) dan Jumat (6/1) pada sektor pertanian mencapai Rp200 miliar.
 
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan, Jumsu Trisno di Painan, Senin, mengatakan perkiraan kerugian tersebut akibat ratusan hektare lahan pertanian yang terdampak langsung banjir tersebut.
 
Ia menjelaskan lahan pertanian tersebut diantaranya 500 hektare tanaman padi dan 15, 5 hektare tanaman jagung.
 
Namun menurutnya perkiraan tersebut bisa saja lebih rendah jika tanaman yang terdampak banjir kembali dirawat dengan baik oleh petani.
 
Menurutnya, khusus padi berkemungkinan akan kembali baik karena banjir hanya menggenangi dalam hitungan jam sehingga batang padi tidak mengalami kerusakan.
 
Selain itu tanaman padi tersebut juga masih berusia dua sampai tiga minggu sehingga masih dimungkinkan dilakukan perawatan kembali.
 
"Walau begitu tentu hasil panennya tidak sebaik sewaktu padi-padi tersebut tidak terdampak banjir," katanya lagi.
 
Pascabanjir tersebut Wakil Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan dengan harapan jika terjadi banjir berikutnya kerugian materi bisa diminimalisir.
 
Selain itu jika terjadi banjir ia meminta warga aktif berkomunikasi sehingga bantuan segera diturunkan.
Terpisah, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping, Padangpariaman, Budi Samiadji memprakirakan provinsi itu masih berpotensi terdampak cuaca ekstrem hingga akhir Januari 2017 karena itu warga setempat diminta waspada.
 
"Waktu berakhirnya cuaca ekstrem di Sumbar tidak dapat diprediksi, kadang cuaca membaik, kadang kembali memburuk seketika," katanya.
 
Namun, ia mengatakan terdapat potensi pengurangan terjadinya cuaca ekstrem pada akhir Januari 2017, walaupun sesekali tetap terjadi.
 
Ia menjelaskan terdapat pola khusus terkait cuaca ekstrem sehingga warga setempat termasuk yang berada di kawasan rawan banjir, longsor serta pohon tumbang tetap harus hati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. (ant)