Pemerintah Indonesia Masih Ogah Ikut Langkah Negara yang Sudah Larang Kunjungan Turis China

Pemerintah Indonesia Masih Ogah Ikut Langkah Negara yang Sudah Larang Kunjungan Turis China

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Filipina resmi melarang turis China masuk ke negaranya karena wabah virus corona. Filipina menghentikan praktik biasa mengeluarkan visa pada saat kedatangan (Visa Upon Arrival/VUA) kepada wisatawan China. Sementara pemerintah Indonesia masih ogah melakukannya.

Pada Sabtu (25/1/2020) lalu, Biro Imigrasi Filipina menolak permohonan VUA beberapa kelompok tur wisatawan dari kota Wuhan, China.

"Dewan Penerbangan Sipil telah menangguhkan penerbangan langsung dari provinsi Wuhan," kata Komisioner Biro Imigrasi, Jaime Morente seperti dilansir dari Guardian, sesaat lalu (Selasa, 28/1/2020).


"Kami sekarang menangguhkan sementara penerbitan VUA untuk warga negara Tiongkok untuk memperlambat masuknya tur kelompok," tambahnya.

Biro Imigrasi Filipina meluncurkan program VUA pada tahun 2017 untuk menarik lebih banyak wisatawan dan investor dari China. Tetapi, Morente menekankan bahwa wisatawan asal negeri Tirai Bambu tidak dilarang ke Filipina, tetapi akan dikenakan pemeriksaan virus.

China menyumbang sekitar 20 persen dari kunjungan wisatawan ke Filipina.

"Kami belum menerima arahan yang memaksakan perubahan kebijakan pada warga negara Tiongkok," kata Morente.

"Tapi kami mengambil langkah proaktif ini untuk memperlambat perjalanan, dan mungkin membantu mencegah masuknya 2019-nCov," katanya.

Baca Juga: Khawatir Bawa Virus Corona, Warga Tanah Datar Tolak Rombongan Turis Asal China

Indonesia belum melarang

Kementerian Pariwita menyatakan tidak melarang turis China berkunjung ke Indonesia. Meski Wabah virus Corona tengah melanda sejumlah negara.

Menteri Pariwisata Wishnutama Kusubandio akan menyusun strategi dan antisipasi terkait hal tersebut. Dirinya mengimbau para pelaku industri kreatif untuk meningkatkan kewaspadaan. Pesan khusus kepada travel agent agar tidak memasarkan daerah-daerah yang telah terpapar virus tersebut.

"Beberapa hal kita lakukan untuk pencegahan, agar lebih waspada, dan tidak melakukan pemasaran kepada daerah yang telah terpapar," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2020).

Terkait kedatangan wisatawan dari China yang menjadi negara asal virus, Wishnutama mengungkapkan belum ada rencana menutup akses wisatawan China dalam waktu dekat ini.

"Negara lain nggak ada yang larang, belum ada travel warning, hanya peningkatan kewaspadaan. Tapi dari Wuhan (kota asal virus) memang dilarang. Khusus kota itu dilarang," tegasnya.

Wishnutama juga menekankan dunia pariwisata Indonesia tidak hanya bergantung pada kunjungan wisatawan China. Masih banyak wisawatan dari negara-negara lain yang berminat ke Indonesia.

"Banyak potensi lain, terutama yang jarak jauh seperti Amerika, Eropa. Pariwisata itu mencari potensi dari negara lain. Pariwisata kita enggak boleh bergantung ke satu negara, itu strategi kita, juga wisatawan yang berkualitas," ujarnya.

Baca Juga: Update Korban Virus Corona di China: 106 Orang Tewas, 4 Ribu Dirawat Intensif

Penderita Corona Tembus 4.000 Orang, 80 Meninggal

Jumlah kasus infeksi virus corona tipe baru atua 2019-nCov tembus 2.798 orang secara global per 27 Januari 2020. Ini berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Di China, termasuk Hong Kong, Makau, dan Taipei, menurut WHO, ada 2.741 kasus positif infeksi virus corona baru dan 5.794 kasus dugaan infeksi virus corona baru serta 461 yang sakit parah dan 80 orang yang meninggal dunia akibat infeksi virus tersebut.

Sementara di luar China, ada 37 kasus infeksi virus corona baru yang tersebar di 11 negara yakni Jepang (4), Korea Selatan (4), Vietnam (2), Singapura (4), Australia (4), Malaysia (4), Thailand (5), Nepal (1), Amerika Serikat (5), Kanada (1), dan Prancis (3).

Kasus yang terdeteksi di luar China terjadi pada warga berusia dua sampai 74 tahun (median usia 45 tahun) dan 71 persen terjadi pada laki-laki.

Selain itu, dari 37 kasus yang terjadi di luar China, 36 di antaranya terjadi pada orang yang punya riwayat perjalanan ke China, 34 di antaranya punya riwayat perjalanan ke Wuhan.

WHO menyatakan bahwa perkiraan masa inkubasi virus 2019-nCov dua sampai 10 hari dan mengingatkan bahwa penularan antar manusia bisa terjadi meskipun orang yang sudah terinfeksi belum menunjukkan gejala sakit.

Upaya untuk menghindari infeksi virus tersebut, menurut badan kesehatan dunia, bisa dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit infeksi saluran pernapasan akut, cuci tangan menggunakan sabun khususnya setelah bertemu langsung dengan orang yang sedang sakit, menghindari kontak dengan hewan ternak atau hewan liar tanpa alat pelindung diri, dan menerapkan etika batuk.

Selain itu WHO menganjurkan fasilitas kesehatan menerapkan standar pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi, khususnya di bagian gawat darurat.